PANDEGLANG – Kepala Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) Pandeglang, Tatang Muhtasar menilai efek Rumah Kemasan dianggap belum maksimal terhadap kemajuan UMKM.
Gedung yang berada di Jalan Raya Labuan-Pandeglang KM 05 Cikoneng tepatnya di Kampung Cipacung, Desa Palurahan, Kecamatan Kaduhejo yang menjual hasil produk UMKM asal Pandeglang itu masih sepi peminat.
“Jadi sampai saat ini Rumah Kemasan belum efektif. Padahal kita sudah menaruh barang hasil UMKM namun belum ada dampak. Kalau soal mengapa belum efektif, itu wilayah Disperindag (Dinas Perindustrian, Perdagangan, dan ESDM). Kami hanya menyediakan barang-barang UMKM saja,” kata Tatang, Kamis (1/8/2019).
Tatang menilai, kemungkinan salah satu penyebab belum maksimalnya peran dari Rumah Kemasan adalah dari sisi pemasaran. Pasalnya, saat ini metode yang digunakan masih menggunakan sistem konvensional.
“Saat ini yang masih bersifat konvensional. Jadi menunggu orang datang. Kita tidak bisa sekarang dengan cara seperti itu, harus mendatangi pelanggan. Bagaimana? Ya tadi dengan manggandeng marketplace seperti Tokopedia atau Bukalapak,” ujarnya.
Namun Tatang menaruh harapan terhadap berdirinya Sentra Batik dan Kuliner (Sebakul) dapat menarik lebih banyak animo masyarakat maupun wisatawan untuk mengunjungi Rumah Kemasan.
“Isinya ada produk makanan cemilan olahan tradisional dan berbagai kerajinan tangan termasuk batik khas Pandeglang,” terangnya.
Sementara itu Kepala Disperindag dan ESDM Pandeglang, Andi Kusnardi mengakui bahwa Rumah Kemasan belum maksimal. Dia beralasan, hal itu disebabkan karena banyak pelaku UMKM yang memproduksi karyanya di wilayah masing-masing. Sebab jika harus ke Rumah Kemasan, dianggap terlalu jauh.
“Mengapa belum maksimal, karena memang selama ini mereka masih dalam rangka memproduk kembali di kecamatan masing-masing. Untuk membawa produk hasil mereka ke Rumah Kemasan ada yang jauh. Yang kita optimalkan selama ini melalui Mobil Kemasan yang keliling ke setiap kecamatan,” jelasnya.
Andi menerangkan, saat ini Rumah Kemasan bukan difokuskan untuk memajang hasil produk pelaku UMKM, melainkan sebatas untuk melakukan pembinaan.
“Kekurangannya memang dari plang belum ada, penerangan juga kurang sehingga masih banyak yang perlu diperbaiki agar betul-betul menjadi pusat kuliner dan oleh-oleh Pandeglang,” tutupnya. (Med/Red)