PANDEGLANG – Madrasah Ibtidaiyah (MI) Kutakarang berlokasi di Kampung Kutakarang Pantai, Desa Kutakarang, Kecamatan Cibitung harus rela kehilangan banyak siswanya lantaran kondisi bangunan banyak yang rusak.
Sekolah yang berdiri sejak tahun 1997 ini awalnya memiliki jumlah siswa sebanyak 200 orang. Namun karena kondisi bangunan banyak yang hancur, akhirnya hanya menyisakan sekitar 64 siswa.
Sofyan, pendiri MI Kutakarang sekaligus Ketua Yayasan Darul Rohmah menuturkan, sejak ruang kelas hancur banyak siswa yang memilih pindah ke sekolah lain meski jarak tempuh cukup jauh hingga 3 kilometer lebih.
Diakui Sofyan, dari 2 bangunan yang ada 1 bangunan terpaksa tidak digunakan lantaran kondisinya yang sudah tak beratap.
Sedangkan untuk aktivitas belajar mengajar para siswa menggunakan 1 bangunan yang lain yang memiliki 2 ruang kelas, dimana setiap ruangan digunakan untuk 3 kelas.
“Jumlah pengajar di sekolah ini hanya ada 3 orang dan satu orang kepala sekolah. Ketiga orang pengajar merupakan alumni lulusan MI Kutakarang yang mengabdi kembali di sekolah tempat mereka pertama kali menuntut ilmu,” terang Sofyan, Selasa (23/7/2019).
Sofyan mengaku tidak ada yang mau mengajar di sekolah tersebut dikarenakan akses yang sangat jauh, terlebih dengan kondisi sekolah yang hancur dan kesejahteraan yang sangat minim.
“Semoga, siapapun kita, instansi, komunitas ataupun perorangan, bisa bergotong royong memaksimalkan usaha untuk membantu membangkitkan semangat sekolah di pedalaman seperti MI Kutakarang, agar bisa bangkit dan mampu mendidik anak-anak Kutakarang menjadi anak-anak yang bisa membawa perubahan bagi kesejahteraan hidupnya dan bagi Indonesia,” harapnya.
Sementara itu, 64 pelajar MI Kutakarang berharap agar sekolah yang merupakan tempat menimba ilmu bisa seperti sekolah yang berada di perkotaan, yakni sekolah yang layak. “Kami perlu sekolah yang layak,” pinta siswa-siswi MI Kutakarang. (Med/Red)