PANDEGLANG – Menjelang bulan suci Ramadan harga komoditas daging ayam serta telur di Pasar Badak Pandeglang mengalami kenaikan. Kenaikan itu berkisar antara Rp2 ribu hingga Rp5 ribu per kilogram.
Salah seorang pedagang, Deden mengatakan, kenaikan harga daging ayam terjadi sebelum hari pencoblosan. Harga tersebut meningkat dari yang sebelumnya Rp30 ribu per kilogram naik naik menjadi Rp35 ribu kilogram.
“Sebelum pencoblosan harga ayam itu sudah meningkat, dari harga Rp30 per kilogram, sekarang Rp35 per kilogram,” katanya, Jumat (26/4/2019).
Alhasil kenaikan harga tersebut berimbas pada omset penjualan pendagang, dengan keadaan ini banyak para pedagang yang mengeluhkan karena pembeli tidak ramai seperti sebelum adanya kenaikan.
“Berkurangnya pembeli dan menurunnya omset, biasanya pembeli membeli 3 kilogram sekarang hanya 2 kilogram, jelas menurun,” ucapnya.
Sementara pada komoditas telur kenaikan harga sudah terjadi sejak hari Jum’at kemarin, kenaikan tersebut berkisar Rp2 ribu per kilogram
“Harga telur sudah mulai naik, harga normal Rp. 21.000 sekarang Rp. 23.000 per kilo gramnya, kenaikannya sejak jumaat kemarin” beber Nurdin salah seorang penjual telur.
Sementara itu Kepala Dinas Perdagangan dan ESDM Pandeglang, Andi Kusnardi menyampaikan, alasan kenaikan daging ayam dan telur karena pasokan dari distributor sedikit alhasil berdampak pada harga. Ia menuturkan bahwa sebagian besar telur dan daging ayam yang ada di Pasar Pandeglang itu dipasok dari luar Pandeglang.
“Karena pengusaha telur di Pandeglang banyak yang gulung tikar, kalau yang lain masih stabil. Hari senin kami juga diundang oleh satgas provinsi masalah satgas pangan, nah itu diundang semua baik dari serang, lebakĀ untuk mengantisipasi kenaikan harga ini,” ujarnya. (Med/Red)