Pemilu 2019 sudsh usai dan kini memasuki tahap rekapitulasi yang dilakukan Komisi Pemilihan Umum (KPU) diawali perhitungan cepat atau quick count.
Namun dua pasang calon saling klaim kemenangan di media sosial hingga pernyataan resmi.
Terkait hal tersebut, psikolog forensik Reza Indragiri Amriel sempat menyinggung fenomena Post Election Stress Disorder (PESD) yang ditandai rasa cemas dan merasa tak punya masa depan. Fenomena yang pertama kali disebut pada 2016-2017 tersebut menyasar anak dan dewasa hingga perlu bantuan profesional untuk mengatasi rasa cemas.
“Untuk menghindari PESD sebaiknya batasi atau bila perlu berhenti dulu mengonsumsi berita seputar Pemilu. Konsumsi bacaan bisa diganti dengan materi yang lebih ringan dan tidak membebani pikiran. Untuk anak, orangtua harus berperan penting mengendalikan konsumsi media sosial,” kata Reza, Minggu (21/4/2019).
Pada anak, guru dan lingkungan juga ikut berperan menekan risiko dampak buruk usai Pemilu lewat media sosial. Reza juga menyarankan anak dan dewasa jangan ragu meminta bantuan profesional jika stres mulai mengganggu kehidupan sehari-hari.
Selain cemas, PESD ditandai perasaan masa depan tidak menentu, pupus rasa aman, enggan bersosialisasi, dan muncul rasa ketidakberdayaan. Reza juga menyebut pengalamannya yang merasakan nyut-nyutan dan nyeri pada sisi kiri kepala mulai dari belakang lubang mata hingga tengkuk, akibat narasi dan klaim yang mudah ditemui di berbagai media. (Red)
Sumber : detik.com