CILEGON – Calon Wakil Walikota Cilegon sisa masa jabatan 2016-2021 Ratu Ati Marliati dan Reno Yanuar sudah menyampaikan masing-masing visi misi dan program kerjanya dalam rapat paripurna di DPRD Cilegon, Kamis (11/4/2019).
Seperti yang sudah diperkirakan, program seputar Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Cilegon 2016-2021 menjadi perhatian keduanya bila kelak terpilih sebagai pendamping Walikota Cilegon, Edi Ariadi.
“Proses pembangunan kita di Kota Cilegon itu punya nilai plus sebenarnya, dengan penghargaan nasional yang menilai kita dengan pembangunan. Tetapi kita tidak juga menutup kemungkinan bila ada program yang belum selesai. Tadi kalau dikatakan Pak Reno JLU (Jalan Lingkar Utara) ya (belum terealisasi), itu bukan berarti tidak dilaksanakan, tetapi dalam proses percepatan yang kita lakukan bisa dilihat berapa persen (lahan untuk JLU yang sudah dibebaskan), itu cukup bagus,” ujar Ati usai paripurna.
Dengan pengalamannya sebagai mantan Kepala Bappeda Kota Cilegon, Ati segera membantah kritikan Reno Yanuar yang dalam penyampaian visi misinya mempertanyakan adanya sejumlah program fisik yang belum maksimal terealisasi.
“Kemudian tandon, itu kita lihat kendalanya. Kita kesulitan dengan persoalan pembebasan lahannya. Karena masyarakat kita ingin lahannya harus dibebaskan dengan harga yang sama dengan lahan perusahaan, sedangkan kemampuan kita kurang. Dan kita pun terus lakukan pendekatan, tinggal mendorong dinas teknik bekerja dengan baik,” jelasnya.
Di bagian lain, Reno Yanuar kepada awak media menyoroti persoalan lahan kerap menjadi kendala dalam realisasi program pembangunan fisik oleh pemerintah daerah. Menurutnya, ketiadaan Wakil Walikota telah mengakibatkan program yang tertuang di RPJMD tersebut lamban terealisasi.
“Seperti gedung setda itu yang lahannya milik PT Krakatau Steel. Oleh karena itu kita akan membantu, karena kan wakil walikota itu membantu walikota. Supaya pekerjaan yang belum diselesaikan, bisa diselesaikan. Maka dari itu, wakil walikota itu harus gesit untuk membantu walikota secara maksimal. Karena kalau tidak gesit, kita hanya mimpi. Karena RPJMD 2016-2021 ini sudah cukup bagus, tapi kalau tanpa implementasi itu akan menjadi arsip,” katanya.
Mantan Anggota DPRD Cilegon dari Fraksi PDI Perjuangan ini dalam pemaparannya juga mengaku akan memprioritaskan persoalan pengangguran dan kesehatan bagi masyarakat. Tak hanya itu, lebih jauh dirinya bahkan mengkritisi kinerja sejumlah OPD, seperti Dinas Satuan Polisi Pamong Praja (Dinas Satpol PP) yang dinilainya selama ini kurang tegas dalam tupoksinya menegakkan peraturan daerah.
Sementara itu Walikota Cilegon, Edi Ariadi secara prinsip mengapresiasi visi misi dan program kerja kedua kandidat. Keduanya ia nilai menguasai konten dan persoalan RPJMD, mengingat dukungan latar belakang yang mumpuni yakni dari legislatif dan eksekutif.
Terkait dengan kritik yang dilayangkan Reno Yanuar kaitan kinerja OPD yang ia pimpin, Edi mengaku dapat memakluminya. “Ya ngga apa-apa, kan dia (latar belakang Reno Yanuar) legislatif. Kan kalau legislatif itu ngontrol, ngga masalah kok, ngga apa-apa. Saya ngga anti kritik kok ya. Saya ngga anti kritik,” katanya. (dev/red)