PANDEGLANG – Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Republik Indonesia, Siti Nurbaya Bakar menyampaikan dari data yang dimiliki KLHK sekitar 1 juta hingga 1,8 juta hektare pohon mangrove di Indonesia dalam keadaan kritis.
Hal itu diungkapkan Menteri dalam kunjungannya ke acara penanaman pohon mangrove di Kawasan PLTU Labuan tepatnya di Desa Girisana, Kecamatan Pagelaran.
Dari 1,8 juta hektar lahan mangrove yang kritis, Pulau Jawa merupakan daerah yang paling kritis lahan mangrovenya. Untuk mengatasi permasalahan ini, KLHK melakukan penanaman pohon mangrove secara besar-besaran di 10 provinsi di antaranya Provinsi Banten, Jawa Barat, Sulawesi Tengah, Lampung, NTB, Sumatra Utara, Maluku, Gorontalo dan Kalimantan Selatan.
“Ini penting loh, karena mangrove itu fungsinya banyak, dia menahan gelombang sehingga kalau tsunami dia bisa diredusi kalau mangrovenya bagus. Kami memang programkan mangrove tapi memang di waktu yang lalu masih terbatas, luas mangrove kita ada 3,4 juta hektar lebih itu kira-kira sama dengan 20 persen dunia jadi harapan itu memang besar,” ujarnya, Senin (11/3/2019).
Ia mengaku untuk tahun ini KLHK memprioritaskan penanaman pohon mangrove di seluruh indonesia, pasalnya dari 3,4 juta hektare lahan mangrove yang ada di Indonesia diperkirakan 1 juta sampai 1,8 juta hektar termasuk relatif kritis.
Jika berkaca pada 200 tahun lalu, luas lahan pohon mangrove di Indonesia sekitar 4,2 juta hektare, namun dalam kurun waktu 100 tahun penurunan lahan mangrove sangat drastis, oleh karena itu penanaman pohon mangrove harus digalangkan kembali.
“Gambaran atau sebaran mangrove itu kira-kira buat Pulau Jawa paling kritis, ya kami akan diintensifkan kembali,” terangnya. (Med/Red)