PANDEGLANG – Warga nelayan Desa Teluk dibantu TNI/Polri, Syahbandar, Dinas Kelautan, Dinas Perhubungan dan PT Utama Karya mengevakuasi bangkai kapal nelayan di sepanjang aliran sungai Cipunten Agung, tepatnya di Kampung Kelip, Desa Teluk, Kecamatan Labuan.
Proses evakuasi bangkai kapal yang karam akibat diterjang tsunami Selat Sunda beberapa hari lalu melibatkan alat berat berjalan lancar. Selain menggunakan alat berat warga juga ikut membantu dengan menarik bangkai kapal berukuran kecil menggunakan tali.
Kabag Ops Polres Pandeglang, Kompol Andi Suwandi mengatakan, evakuasi ratusan bangkai kapal nelayan disepanjang aliran sungai Cipunten Agung lantaran dianggap menjadi salah satu penyebab meluapnya air sungai dan merendam sejumlah pemukiman warga di Kecamatan Labuan.
“Penyebab dari banjir ini ada kapal yang memang terendam ratusan kapal ini. Akhirnya kami stakeholder rapat koordinasi dan menyimpulkan untuk mengevakuasi jalur untuk masuk alat berat dulu. Setelah alat berat masuk baru kita mengambil satu persatu perahu yang sekiranya menghambat arus sungai,” ujarnya Andi, Rabu (2/1/2018).
Menurut Andi, salah satu kendala yang ditemukan di lapangan selama proses evakuasi yakni masih terdapat aliran listrik sehingga menyulitkan proses evakuasi, namun setelah ada koordinasi dengan petugas PLN setempat akhirnya proses evakuasi bisa dilakukan.
Proses pembersihan bangkai kapal itu akan terus dilakukan hingga semua kapal yang karam benar-benar tidak ada lagi di sungai dan menghambat aliran sungai Cipunten Agung.
“Masih ada beberapa rumah yang arus listriknya masih nyala, akhirnya kami menunggu beberapa jam. Targetnya sampai selesai, kita tidak mempunyai target yang penting sudah bisa normal kembali manakala terjadi hujan tidak terjadi genangan banjir untuk warga,” tukasnya.
Sementara itu, Humas PT. Utama Karya, Mahfud mengatakan pihaknya menurunkan alat berat berupa excavator dan crane. Nantinya, alat berat tersebut akan menggunakan kapal tongkang dan mengevakuasi kapal nelayan yang karam.
“Ada beberapa alat berat yang akan kami turunkan terutama dari PT Utama Karya dan PT Adi Karya BUMN. Yang sudah ada ini satu excavator kemudian nanti ada crane, tetapi alat itu bawahnya akan memakai tongkang biar nanti itu bisa masuk ke air kemudian mengevakuasi perahu-perahu yang menyumbat aliran air sungai yang dari daerah hulu ke muara ini bisa terangkat dan bisa normal kembali,” ucapnya. (Med/Red)