SERANG – Korban jiwa akibat tsunami di Selat Sunda yang menerjang Banten bertambah sebanyak 313 orang. Jumlah itu masing-masing di Kabupaten Pandeglang meninggal 292 orang dan Kabupaten Serang 21 orang.
“Hari ini ada penemuan satu mayat lagi di kawasan kecamatan Sumur, jadi totalnya 313 orang dinyatakan meninggal dunia,” kata Letkol Nur Heru Fitriana Wibawa, Komandan Tanggap Darurat penanganan bencana tsunami Provinsi Banten, Sabtu (29/12/2018).
Meskipun cuaca tidak bersahabat di lapangan, Katanya, tim gabungan terus melakukan penyisiran di beberapa titik lokasi yang berdampak tsunami.
“Ombaknya cukup tinggi, kita tetap melakukan penyisiran mencari korban hilang lainnya,” sebutnya dilansir Media Indonesia.
Dalam pencarian korban, Letkol Nur yang juga menjabat Komandan Kodim 0601 Pandeglang mengaku tidak ada kendala berarti, baik peralatan dan personel yang dikerahkan berkerja maksimal.
“Tidak ada kendala, kecuali faktor cuaca. Kita juga mempelajari dan mempridiksi cuaca sebelum melakukan pencarian,” lanjutnya.
Letkol Nur menyembutkan, pencarian korban tsunami lainnya terus dilakukan dengan menyisir wilayah pesisir Kecamatan Carita, dan Kecamatan Sumur.
“Kita berkoordinasi dengan pihak terkait untuk evakuasi korban yang ditemukan,” pungkasnya.
Sebelumnya, tsunami melanda pantai di sekitar Selat Sunda, Sabtu (22/12/2018) malam. Berdasarkan informasi BMKG,, tsunami dipicu oleh longsoran bawah laut dan erupsi Gunung Anak Krakatau.
Dari data posko terpadu BPBD Setempat, Sabtu (29/12/2018) pukul 15.00 WIB, sebanyak 313 orang meninggal dunia wilayah Kabupaten Pandeglang dan Kabupaten Serang. Sementara kerugian ekonomi masih dalam pendataan.
Selain korban meninggal, tercatat 757 orang luka-luka dan 8 orang lainnya hilang. Sedangkan pengungsi 33.136 jiwa berada di Kabupaten Pandeglang dan sebanyak 4.339 di Kabupaten Serang dengan total 37.535 jiwa.
Jumlah ini sangat mungkin bertambah seiring dengan proses evakuasi yang masih terus dilakukan. (Red)
