Beranda Politik Debat Pamungkas Pilgub Banten, Soal Pengangguran dan Emisi Karbon Jadi Topik Bahasan...

Debat Pamungkas Pilgub Banten, Soal Pengangguran dan Emisi Karbon Jadi Topik Bahasan 2 Paslon

Tangkapan layar Cagub 01, Airin Rachmi Diany (kanan) dan Cagub 02 Andra Soni (kiri) dalam debat terbuka Pilgub Banten putaran ketiga.

SERANG – Debat terbuka Pemilihan Gubernur-Wakil Gubernur (Pilgub) 2024 ketiga kembali digelar Komisi Pemiliham Umum (KPU) Banten, Rabu (20/11/2024). Diketahui, debat kali ini merupakan debat terakhir bagi para kontestan Pilkada.

Debat yang ditayang secara langsung di statiun televisi swasta nasional itu menghadirkan dua pasangan calon (Paslon) yakni, nomor urut 01, Airin Rachmi Diany-Ade Sumardi (Airin-Ade) dan nomor urut 02, Andra Soni-A. Dimyati Natakusumah (Andra-Dimyati).

Dalam debat kali ini, dua topik menjadi perhatian kedua Paslon, yaitu terkait pengangguran.

Terkait pengangguran, Calon Gubernur Banten nomor urut 01, Airin Rachmi Diany menilai, harus ada evaluasi SMK di Banten dengan kebutuhan lapangan kerja.

“SMA/SMK negeri baru masih kurang. Untuk itu kita tambah ruang kelas baru. Tapi tidak mematikan sekolah swasta,” kata Airin.

Airin mengaku, pihaknya juga akan memberikan beasiswa kepada siswa-siswi baik di sekolah negeri maupun swasta hingga perguruan tinggi.

“Yang terpenting tercatat di kartu keluarga, kita akan tranfer (beasiswa). Dan jangan lupa di perguruan tinggi, karena beasiswa tidak cukup hanya sampai sekolah tingkat atas, tapi juga harus sampai perguruan tinggi,” ucapnya.

Menurut Airin, kualitas lulusan harus diperhatikan. Dan tugas pemerintah mempersiapkan lepangan kerja.

“Investasi kita teruskan, kita galakan dan maksimalkan. Jangan sampai inevtasi masuk masyarakat Banten hanya jadi penonton,” ujarnya.

“Dan insya Allah jika saya ditakdirkan jadi gubernur, saya akan mereformasi Dinas Tenaga Kerja yang saat ini belum maksimal. Termasuk juga mengajak perusahaan untuk lebih terbuka dalam memberikan informasi lapangan kerja, jangan sampai ada lagi percaloan tenaga kerja,” sambungnya.

Airin menilai, masyarakat harus mendapat akses informasi lapangan kerja.

Terkait emisi karbon, mantan Walikota Tangerang Selatan (Tangsel) itu mengaku, pihaknya sudah menyiapkan dua program yaitu metropolitan industri berkelanjutan dan transformasi ekonomi biru.

“Kita mengajak dunia industri untuk mau bertranformasi ke energi yang terbarukan,” kata Airin.

Terkait transformasi ekonomi biru, Airin menilai, kewenangan Pemprov Banten salah satunya adalah 12 mil laut. Di mana, di lokasi tersebut ada terumbu karang dan hutan mangrove.

“Baik terumbu karang dan mangrove punya potensi sebagai karbon storage. Dan dari situ akan ada potensi pendapatan kurang lebih Rp300 miliar. Ada juga ekonomi hijau, kita punya lahan pertanian, geopark dan hutan seluas 300 hektare yang juga punya potensi pendapatan kurang lebih Rp100 miliar,” paparnya

Sementara, Calon Gubernur Banten nomor urut 02, Andra Soni menilai, persoalan pengangguran di Banten disebabkan tingkat pendidikan yang masih di bawah rata-rata nasional. Di mana, angka partisipasi sekolah (APS) di angka 9,15.

“Artinya kesulitan melamar kerja dengan ijazah SMP. Solusi dari Andra-Dimyati, kita gratiskam SMA/SMK negeri, madrasah, khsusunya bagi sekolah swasta. Sehingga APS bisa menembus angka lulusan wajib belajar 12 tahun,” kata Andra.

Andra menjelaskan, pihaknya mempunyai program Plat A, yakni, memberikan pelatihan vokasi sesuai dengan kebutuhan industri.

“Kita juga punya progran serlok, yaitu serap tenaga lokal. Di mana, anak-anak lokal yang tinggal di situ, kemudian ada pabrik dibangun, dan di situ sudah ada lulusan yang terampil, punya sertifikat bisa bekerja. Inilah bentuk keadilan yang harus diperjuangkan,” jelas Andra.

“Dan dengan ini pengangguran bisa kita tekan. Dan pemerintah yang adil dan merata tidak korupsi. Bisa kota terjemahkan dalam bentuk kesejahteraan rakyat,” sambungnya.

Terkait persoalan emisi gas karbon, mantan Ketua DPRD Banten itu menilai, kedepan, harus ada tranformasi energi terbarukan, khsusunya dari kendaran bermotor.

“Harus kita akui PAD Banten masih berkutat di pajak kendaraan bermotor. Ini seperti buah simalakama. Kita belum bisa bertranfomasi ke kendaraan bermotor dengan energi baterai,” katanya.

“Tapi insya Allah, (ke depan) kita akan kurangi emisi gas karbon, dan beban-beban yang dialami Banten terkait hal tersebut,” tambahnya.

Kedepan, lanjut Andra, pihaknya akan berupaya menumbuhkan energi hijau dan blue ekonomi di Provinsi Banten.

“Salah satunya bagaimana memanfaatkan 560 kilometer garis pantai di Provinsi Banten. Potensi ini bisa kita masimalkan untuk membuat energi hijau dan blue ekonomi,” pungkasnya.

Penulis : Tb Moch. Ibnu Rushd
Editor : Usman Temposo

Temukan Berita BantenNews.co.id di Google News