Beranda Peristiwa Warga Kabupaten Tangerang Keluhkan Truk Pengangkut Tanah Proyek PIK 2

Warga Kabupaten Tangerang Keluhkan Truk Pengangkut Tanah Proyek PIK 2

Pengendara sepeda motor melintas di antara truk pengangkut pasir. (Dok. Kiriman warga)

KAB.TANGERANG – Warga Kabupaten Tangerang mengeluhkan truk pengangkut tanah proyek PIK 2 yang kerap berlalu-lalang di jalan. Warga resah karena truk selalu beroperasi di luar jam operasional dan menyebabkan jalan berdebu.

Warga Desa Pamong, Kecamatan Kronjo, Kabupaten Tangerang, Fahmi Soleh (28) mengatakan sudah sejak pertengahan tahun 2024, ia dan warga lainnya resah dengan truk tersebut karena kerap beroperasi di jam sibuk hingga menganggu aktivitas warga. Sepengetahuan Fahmi, mestinya truk hanya beroperasi dari pukul 22.00-05.00 WIB.

Truk juga jarang menutup muatannya dengan terpal hingga menyebabkan muatan berisi tanah berceceran di jalan. Saat hujan, kondisi tersebut malah membuat jalan menjadi licin dan membahayakan pengendara.

“Warga wilayah Kronjo sekitarnya itu terganggu banyak polusi mengakibatkan UMKM kecil yang dipinggir jalan tutup karena kotor berdebu,” kata Fahmi kepada Bantennews.co.id, Senin (18/11/2024).

Kata Fahmi, lokasi Desa Pamong ke beberapa titik proyek PIK hanya sekitar 500 meter sampai 1 kilometer. Kecelakaan akibat jalan yang licin juga sempat terjadi beberapa kali.

“Warga pernah turun ke jalan juga terus dari aparat juga pernah memberhentikan tapi beberapa minggu kemudian beroperasi lagi,” imbuhnya.

Fahmi hanya berharap truk proyek tersebut bisa beroperasi sesuai aturan saja sehingga tidak mengganggu aktivitas masyarakat di siang hari karena ia beberapa kali mendapati sopir truk kerap ugal-ugalan saat menyetir.

“Harapan saya tolong lah pihak pemerintah memperhatikan kenyamanan masyarakat sekitar harus cari solusinya kalau mobil tanah lewat jangan sampai merugikan,” harapnya.

Warga lainnya dari Desa Waliwis, Kecamatan Mekarbaru, Rohman (23) juga mengeluhkan hal serupa. Meski jalannya tidak dilalui langsung oleh truk seperti Fahmi, tapi Rohman yang sehari-harinya menggunakan Jalan Raya Kronjo mengaku terganggu.
Desa Rohman juga berdekatan dengan salah satu titik proyek PIK 2 yang terletak di Desa Muncung, Kecamatan Kronjo.

“Jalannya biasanya dilalui oleh kendaraan biasa tapi sekarang dilaluin sama truk-truk gede agak repot jadinya,” kata Rohman.

Resiko kecelakaan karena jalan licin, rusak dan polusi debu akibat muatan tanah membuat Rohman resah selaku pengguna jalan. Ia bahkan mengatakan ada masjid di pinggir jalan yang sampai ditutup dengan terpal saking berdebunya jalan tersebut.

“Kita kan aktivitas ke sana jadi ya terdampak juga,” pungkasnya.

Penulis : Audindra Kusuma
Editor : TB Ahmad Fauzi

Temukan Berita BantenNews.co.id di Google News