LEBAK – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Banten memastikan tetap berkomitmen dalam menurunkan angka stunting atau gizi kronis. Pemprov juga memastikan upaya nyata dalam mendukung program nasional tersebut.
Hal itu disampaikan Penjabat (Pj) Sekda Provinsi Banten, Usman Assidiqi Qohara saat mendampingi kunjungan Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (KPK)/Kepala BKKBN RI, Wihaji di Desa Pasarkeong, Kecamatan Cibadak, Kabupaten Lebak, Rabu (30/10/2024).
Dalam kunjungan itu juga hadir Wakil Menteri Isyana Bagoes Oka bersama jajaran pejabat utama di Kementerian KPK. Dimana hal itu dilakukan dalam rangka langkah nyata penurunan stunting di Indonesia.
Dikatakan Usman, sesuai arahan Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri), Pemprov Banten telah melaksanakan kegiatan intervensi serentak pencegahan stunting di seluruh Kabupaten/Kota pada Juni 2024.
“Seperti deteksi dini dan edukasi masalah gizi kepada seluruh sasaran balita (bayi lima tahun, red) dengan meningkatkan kunjungan posyandu, pemeriksaan kesehatan dan edukasi kepada seluruh sasaran calon pengantin dan ibu hamil,” kata Usman.
Selain itu, lanjut Usman, Pemprov Banten juga mempersiapkan alat antropometri terstandar dan kader Posyandu terampil dalam intervensi pada Ibu hamil dan balita yang bermasalah gizi.
Dikatakan Usman, berbagai upaya yang sudah dilakukan oleh Pemprov Banten dalam menurunkan jumlah penderita stunting.
Upaya ini juga membuahkan hasil, di mana persentase anak usia 6-23 bulan yang mendapat Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MP-ASI) pada tahun 2023 di Provinsi Banten mencapai 93,8 persen dengan target nasional 70 persen.
“Kemudian persentase Ibu hamil yang mengkonsumsi Tablet Tambah Darah (TTD) minimal 90 tablet selama masa kehamilan juga terjadi peningkatan, pada tahun 2022 sebesar 90 persen, tahun 2023 sebesar 92,3 persen. Jauh dari angka target nasional 70 persen,” ucapnya.
“Angka persentase anak balita (yang) gizi kurang yang mendapat tambahan asupan gizi terjadi penurunan. Di mana pada tahun 2022 sebesar 93,8 persen, sedangkan tahun 2023 sebesar 76,1 persen dengan target nasional 85 persen,” sambungnya.
Selain fokus pada bayi dan balita, lanjut Usman, beberapa kegiatan pun dilakukan dengan hasil persentase ibu hamil Kurang Energi Kronik (KEK) yang mendapatkan tambahan asupan gizi.
Program itu juga membuahkan hasil, dengan adanya penurunan dua tahun terakhir. Di mana tahun 2022 sebesar 95,1 persen dan 2023 sebesar 77,3 persen dari target nasional 87 persen.
“Alhamdulillah atas kerja sama seluruh pihak, stunting di Provinsi Banten berdasarkan aplikasi e-PPGBM terus terjadi penurunan,” pungkasnya.
Sementara, Menteri KPK/Kepala BKKBN RI, Wihaji mengatakan, kegiatan kunjungan kerja ini untuk memastikan program Bangga Kencana dan program Percepatan Penurunan Stunting (PPS) berjalan efektif sampai tingkat daerah.
Apalagi hal itu merupakan komitmen kuat pemerintah dalam menurunkan prevalensi stunting. Salah satunya melalui optimalisasi sinergitas lintas sektor untuk peningkatan kesehatan Ibu dan anak serta peran strategis masyarakat setempat.
“Kita lihat progres yang dilakukan oleh Pemkab Lebak ini sudah luar biasa. Kita berharap angka stunting dapat ditekan secara signifikan untuk mendukung generasi masa depan Indonesia,” katanya.
(Mir/Red)