Beranda Kesehatan Banten Raih Dua Pengharagaan di Jambore Kader Tingkat Nasional 2024

Banten Raih Dua Pengharagaan di Jambore Kader Tingkat Nasional 2024

Jambore Kader Posyandu tingkat Nasional tahun 2024 di Bandung, Jawa Barat, Agustus 2024 lalu.

SERANG – Provinsi Banten meraih dua penghargaan dalam ajang Jambore Kader Posyandu tingkat Nasional tahun 2024 di Bandung, Jawa Barat, Agustus 2024 lalu. Keduanya yaitu Kader Posyandu asal Kota Cilegon, Siti Rogayati, yang meraih penghargaan sebagai Kader Kesehatan terbaik.

 

Selain penghargaan Kader Kesehatan Terbaik, Provinsi Banten juga mendapat penghargaan lain yaitu Posyandu Berpretasi yang diraih Posyandu Bungur 1 Kota Tangerang.

 

Berdasarkan informasi, kegiatan Jambore Kader Posyandu tingkat Nasional tahun 2024 di Bandung, Jawa Barat, langung dibuka oleh Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin.

Terkait dua penghargaan tersebut, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Banten, Ati Pramudji Hastuti memberikam apresiasi baik untuk kader Posyandu Kota Cilegon yang meraih penghargaan sebagai kader terbaik tingkat nasional dan juga Posyandu Bungur 1 Kota Tangerang yang meraih penghargaan Posyandu berprestasi.

“Tentunya kami bangga atas capaian (dua penghargaan) tersebut. Kami juga beterima kasih kepada Kementerian
Kesehatan yang telah memberikan penghargaan,” kata Ati, Senin (19/8/2024) lalu.

Lebih lanjut Ati mengungkapkan, Dinkes Provinsi dan kabupaten/kota terus memberikan pembinaan kepada seluruh Posyandu di Provinsi Banten. Pihaknya juga meminta seluruh kader Posyandu se-Provinsi Banten mengoptimalisasi perannya dalam penanganan dan penurunan angka stunting atau gizi kronis di Banten.

Ati menilai dalam penanganan stunting perlu adanya intervensi spesifik khususnya dalam 1.000 hari pertama kehidupan. Di mana, intervensi ini lebih dominan dilakukan oleh sektor kesehatan.

“Intervensi ini dilakukan dengan dua cara, yaitu intervensi gizi spesifik, bilamana cakupan sudah 90 persen maka kontribusinya 20 sampai 30 persen. Lalu intervenai gizi sensitif, berkontribusi 70 sampai 80 persen. Dan ini dilakukan selama 1.000 hari pertama kehidupan,” kata Ati.

Untuk mendukung itu, lanjut Ati, perlu adanya suport sistem atau sistem pendukung, salah satunya mengaktifkan kembali peran kader Posyandu.

“Selain itu, kader Posyandu juga diharapkan bergerak untuk merangkul masyarakat, khususnya ibu dan anak agar mau datang ke Posyandu. Peningkatan kesejahteraan kader bagian dari supprt sistem, lalu meningkatkan sarana dan prasarana posyandu,” katanya. (Adv)

Temukan Berita BantenNews.co.id di Google News