CILEGON – Sebanyak 850 anak di Kota Cilegon masih menderita stunting. Data itu terhitung sejak Februari 2024 sebanyak 876 anak kemudian pada Juni 2024 berkurang 26 anak.
Hal itu disampaikan oleh Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Cilegon, Ratih Purnamasari usai kegiatan Rembuk Stunting di Aula Bappedalitbang Kota Cilegon, Kamis (25/7/2024).
“876 yang di bulan Februari penimbangan. Kemudian ada lagi program pusat 10 pasti, memastikan semua balita itu betul-betul diukur, pengukuran ulang, turun kita sebanyak 26 jadi 850 di bulan Juni kemarin,” katanya kepada wartawan.
Ratih mengungkapkan, sampai saat ini pihaknya masih berupaya menurunkan angka stunting sesuai target nasional yakni 14 persen melalui sejumlah program yang akan menyasar para balita dan juga ibu hamil.
“Agustus nanti kita mau penimbangan lagi, mudah-mudahan hasilnya turun lagi ya. Kalau anggaran dinkes saya harus liat lagi. Tapi yang pasti itu untuk makanan tambahan, kemudian untuk kegiatan di puskesmas, posyandu, sosialisasi, imunisasi juga. Untuk ibu hamil juga kita kasih PMT yang kurang energik sama pembelian alat penimbangan,” ungkapnya.
Sementara itu, Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Cilegon Maman Mauludin berharap melalui Rembuk Stunting ini seluruh stakeholder dapat terintegrasi dalam upaya penurunan angka penderita stunting.
“Ini bentuk intervensi yang secara menyeluruh, artinya secara terkoordinasi dan kolaborasi dengan stakeholder semuanya, kemudian pelaku-pelaku juga itu harus bisa mendukung bagaimana stunting ini terus dapat ditekan, diturunkan. Bahkan kita tadi berkomitmen nol stunting,” tutupnya.
(STT/Red)