Beranda Politik Sanuji-Fajar Klaim Komitmen Tingkatkan Kualitas Pendidikan, Infrastruktur dan Ekonomi Masyarakat

Sanuji-Fajar Klaim Komitmen Tingkatkan Kualitas Pendidikan, Infrastruktur dan Ekonomi Masyarakat

Bacabup Lebak Sanuji Pentamarta.

LEBAK – Pasangan bakal calon Bupati (Bacabup) dan bakal calon Wakil Bupati (Bacawabu) Lebak 2024-2029, Sanuji Pentamarta-Dita Fajar Baihaki (Sanuji-Fajar) mengklaim bakal berkomitmen dalam meningkatkan kualitas pendidikan, infrastruktur dan ekonomi masyarakat di Kabupaten Lebak.

Bacabup Lebak, Sanuji Pentarmarta mengatakan, pendidikan menjadi salah satu prioritas utama yang harus ditingkatkan kualitas dan kuantitasnya demi memajukan masyarakat Kabupaten Lebak.

“Dengan meningkatnya kualitas dan kuantitas pendidikan, maka pola pikir masyarakat akan maju, dan tentunya akan berimbas pada kemajuan ekonomi. Kemajuan yang akan diraih juga akan meningkatkan infrastruktur dan kemampuan dalam mengelola potensi daerah,” kata Sanuji, Jumat (19/7/2024).

“Hal itu juga menjadi komitmen utama pasangan Sanuji-Fajar dalam membangun Kabupaten Lebak 5 tahun mendatang,” sambungnya.

Sanuji menjelaskan, wajib belajar sembilan tahun harus terealisasi dengan baik di Kabupaten Lebak. Untuk itu, pihaknya jhga berkomitmen dalam meningkatkan kualitas pendidikan umum, maupun berbasis keagamaan baik pesantren tradisional dan modern.

“Pemberian beasiswa bagi siswa berprestasi dan kurang mampu demi meningkatkan kualitas pendidikan menjadi lebih baik dan merata,” jelasnya.

Sanuji mengungkapkan, Jargon Lebak Emas menitikberatkan pada pembangunan ekonomi maju, berkeadilan dan sejahtera semakin dikuatkan sesuai dengan potensi Lebak yang masyarakatnya dikenal religius.

“Pasangan Sanuji-Fajar juga berkomitmen menghadirkan layanan birokasi yang bersih, masyarakat yang guyub, rukun dan saling bersinergi, dan adil dalam pemerataan pembangunan adalah komitmen membuat kabupaten Lebak dengan keemasan potensinya menjadi kian bersinar,” ungkapnya.

“Tak hanya itu, kami juga akan mengaktivasi RT RW untuk mendorong warganya menuntaskan wajib belajar sembilan tahun, insentif RT dan RW juga akan diberlakukan secara efektif. Selain itu, kami juga akan meningkatkan insentif imam dan guru ngaji, guru madrasah, pimpinan pondok pesantren, Insentif desa,” sambungnya.

Terkait kondisi Kabupaten Lebak saat ini, Sanuji melihat masih banyak penduduk Lebak yang belum menikmati bangku sekolah secara lebih baik. “Makanya kita dorong dan edukasi para orang tua untuk menempatkan pendidikan menjadi satu dari sekian banyak skala prioritas rumah tangga, sehingga tekad menaikkan IPM Kabupaten Lebak jadi nyata, bukan wacana belaka,” katanya.

Sanuji mengaku, dalam pembangunan infrastruktur, khususnya di desa-desa dan wilayah yang aksesnya sulit harus diprioritaskan.

“Agar akses ekonomi terbuka, pembangunan jalan dan infrastruktur lainnya harus berjalan bersama, sebab itu kami butuh dukungan masyarakat Lebak lebih luas untuk berjalan bersama wujudkan pembangunan Lebak lebih dinamis, agresif dan dapat dirasakan oleh masyarakat lebih cepat,” katanya.

Sanuji menambahkan, bahwa komitmen Sanuji-Fajar untuk meningkatkan pendapatan masyarakat dan penciptaan lapangan kerja merupakan skala prioritas yang harus direalisasikan.

“Tanpa dukungan rakyat Lebak, mustahil perubahan pembangunan dapat terwujud, mari bersama kita bangun Lebak dengan semangat kebersamaan, dalam bingkai NKRI untuk Lebak lebih baik,” katanya.

Terpisah, Ketua Umum Masyarakat Lebak Bersatu, Adang Hadiyana, menyatakan terkait dengan Indek Pembangunan Manusia yang terdiri dari 3 variabel seperti Kesehatan (Harapan Hidup), Pendidikan (Lama Sekolah) dan Pendapatan (PDB/income perkapita) masih rendah dan berpotensi untuk dinaikkan jika ada political will Kepala Daerah untuk melakukannya.

Merujuk data statistik 2023 IPM Kabupaten Lebak paling rendah di Banten diakibatkan rendahnya pendidikan di kabupaten Lebak hanya 45,93% total masyarakat Lebak mulai umur 15 tahun ke atas hanya lulusan Sekolah Dasar. “Artinya, ini hampir setengahnya tidak melanjutkan sekolah ke SMP apalagi sampai SMA. Dengan dasar ini kita juga menghitung kenapa banyak anak yang putus sekolah diakibatkan faktor ekonomi. Hambatan ini harus diselesaikan dengan kebijakan yang pro rakyat,” katanya.

Solusinya, imbuh Adang, Sanuji-Fajar harus mampu membuka peluang usaha, memudahkan pengurusan legalitas usaha, untuk UKM, IKM, dan mikro kecil dan menumbuhkan lapangan kerja untuk masyarakat Lebak agar angka kemiskinan dapat turun secara perlahan namun pasti, program ini harus berkelanjutan dan jangka panjang.

“Jangan seperti yang ada saat ini yang sudah memimpin cukup lama namun hanya bisa mengurangi kemiskinan dari 9,17 % ke 8,68%, artinya cuma mampu 0,85% saja, harus ada gebrakan yang riil dan langsung dirasakan oleh rakyat, jika itu terjadi, tak mustahil Lebak akan berkembang dengan daya saing yang membuat urang Lebak bangga dan potensi emas Kabupaten Lebak dapat lebih bersinar terang,” katanya. (Mir/Red)

 

Temukan Berita BantenNews.co.id di Google News