SERANG – Pelaksanaan PPDB tahun 2024 menyisakan 6.515 bangku di SMA dan SMK kosong tidak terisi siswa.
Hal itu disebabkan kurangnya peminat pada sekolah yang berada di pedesaan dan siswa yang tidak melakukan daftar ulang.
Atas kejadian itu, Ketua Komisi V DPRD Banten, Yeremia Mendrofa meminta Dindikbud memprioritaskan siswa miskin dalam mengisi bangku kosong.
Untuk proses seleksinya, Dindikbud Banten dapat menyeleksi dari Data Pensasaran Percepatan Penghapusan Kemiskinan Ekstrem (P3KE) yang dimiliki Kementerian PMK.
“Untuk memberikan kesempatan kepada warga afirmasi (siswa miskin) supaya bisa punya kesempatan kembali untuk masuk sekolah,” katanya, Jumat (12/7/2024).
Yerima mengaku banyak menerima aduan dari calon wali sisiwa tentang belum maksimalnya pelayanan PPDB 2024.
Terutama pada proses afirmasi dan perpindahan orang tua yang tidak maksimal diserap.
“Kami menemukan beberapa kuota yang di afirmasi dan perpindahan orang tua di beberapa wilayah tidak terisi, yang seyogyanya masuk ke jalur prestasi,” ujarnya.
Dengan fenomena ribuan bangku kosong ini, Yerima meminta Dindikbud mengevaluasi proses PPDB yang telah berjalan agar dapat diperbaiki di tahun depan.
Selain itu, Dindikbud juga harus melakukan kajian yang matang saat membuat unit sekolah baru (USB) dengan mempertimbangkan analisa populasi. Sehingga tidak ada lagi bangku kosong di sekolah akibat lingkungan sekolah sedikit penduduk.
“Masih ada di wilayah padat penduduk daya tampungnya tidak terpenuhi. Kedepan membangun sekolah baru agar memikirkan bagaimana daya tampung terpenuhi,” tegasnya.
Pada pelaksanaan PPDB tahun 2024, Dindikbud Banten mencatat ada 6.515 bangku kosong. Daerah terbanyak di Kabupaten Lebak mencapai 2.192. Kemudian Kabupaten Serang ada 1.258 kursi kosong, Kabupaten Pandeglang ada 969 kursi kosong, dan sisanya di daerah lain.
Angka tersebut melebihi temuan dari Ombudsman Banten yang hanya 4.683 bangku kosong.
(Dhe/red)