Beranda Pendidikan Mahasiswa PMM Untirta Diperkenalkan Tradisi Debus Banten

Mahasiswa PMM Untirta Diperkenalkan Tradisi Debus Banten

Modul Nusantara mengajak mahasiswa Pertukaran Mahasiswa Merdeka (PMM) batch 4 Program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM).

Cilegon – Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta) melalui kegiatan Modul Nusantara memperkenalkan seni tradisi debus kepada mahasiswa Pertukaran Mahasiswa Merdeka (PMM) batch 4 Program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) pada Sabtu (1/6/2024).

Kegiatan Modul Nusantara ini difasilitasi oleh Qory Jumrotul ‘Aqobah, selaku Dosen Pembimbing serta Dea Ananda selaku LO dari kelompok 5 PMM 4.

Sebanyak 20 mahasiswa PMM mengikuti kegiatan Modul Nusantara kali ini dengan mengunjungi Padepokan Pencak Silat Bandrong Badak Putih di Kota Cilegon.

Ketua Padepokan Pencak Silat Bandrong Badak Putih, Fatwa menyampaikan bahwa kesenian debus merupakan kesenian asli dari Banten dan tidak ada di Provinsi lain.

Dosen Pembimbing, Qory, juga menyampaikan bahwa alasan memperkenalkan Debus Banten kepada para mahasiswa PMM 4 adalah karena Debus merupakan kesenian tradisi khas Banten yang unik dan tidak dapat ditemui di Provinsi lain.

“Debus merupakan kesenian tradisi khas Banten yang merupakan penggabungan antara unsur agama dan kesenian. Debus sendiri memiliki nilai sejarah karena dikenalkan oleh Sultan Maulana Hasanuddin untuk melawan penjajah di tanah Banten,” ujarnya.

Ia juga menyampaikan bahwa alasan utama memilih Padepokan Pencak Silat Bandrong Badak Putih sebagai tujuan wisata kali ini adalah karena Padepokan tersebut menjadi salah satu pelestari kesenian Debus yang menampilkan secara langsung pertunjukannya.

Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Pontianak, Robby Rangga Wijaya, menyampaikan bahwa kagum terhadap kesenian Debus dikarenakan pada pengamalannya terdapat beberapa syarat yang harus dilalui, mulai dari puasa, wirid, hingga keyakinan terhadap Allah SWT.

“Saya baru tahu bahwa sebelum melakukan pertunjukannya, mereka harus melalukan beberapa syarat diantaranya puasa, wirid, dan keyakinan terhadap Allah SWT,” ucapnya.

Selain itu, Mahasiswa Universitas Sriwijaya, Restya Adinda Alvionita, turut menyampaikan perasaan takjub hingga keheranan ketika pertama kali menyaksikan pertunjukan Debus. Terlebih ketika pertunjukan Debus basah, dimana para pendekar melakukan adegan yang membuatnya takut bercampur kagum.

“First Impression saya melihat pertunjukan Debus ini yaitu takjub, heran, ngeri sekaligus membuat rasa penasaran saya teruji. Apalagi ketika saya melihat pertunjukan Debus basah, dimana para pendekar mempraktekan adegan-adegan yang berhasil membuat saya takut bercampur dengan takjub,” ujarnya.

Ia juga berharap bahwa melalui Modul Nusantara ini, semoga kesenian Debus dari Banten dapat terus dilestarikan oleh masyarakat Banten dan diketahui oleh seluruh masyarakat Indonesia melalui cerita dari mahasiswa PMM yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia.

Temukan Berita BantenNews.co.id di Google News