LEBAK – Menjelang hari Raya Idul Adha 1445 Hijriah, pengusaha arang kayu yang berada di Kampung Rancawiru, Desa Sukamekarsari, Kecamatan Kalanganyar, Kabupaten Lebak, Banten, kebanjiran pesanan.
Muhaebin, salah seorang pengusaha arang mengalami peningkatan omset dalam penjualan arang menjelang Idul Adha tahun ini. Para pembeli merupakan pelanggan lama, maupun dari pelanggan-pelanggan baru.
“Permintaan arang kayu meningkat hingga 50-70 persen. Kalau bulan-bulan biasanya hanya memproduksi sekitar 100 hingga 150 karung, namun menjelang Idul Adha ini pesanan bisa mencapai 250- 300 karungan,” kata Muhaebin saat ditemui di lokasi pembuatan arang, Minggu (2/6/2024).
Ia mengungkapkan, kayu yang dipakai untuk membuat arang tidak sembarang kayu. Kayu pohon karet merupakan kayu yang baik karena memiliki kontur keras. Hal itu membuat bara api yang dihasilkan lebih panas dan dapat bertahan lebih lama.
“Sebenarnya untuk pembuatan arang bisa menggunakan kayu jenis apa saja, namun untuk kayu karet memang mempunyai kualitas yang cukup bagus untuk bahan baku pembuatan arang kayu,” ujarnya.
Ia menjelaskan, proses pembuatan arang kayu ini cukup lama juga, dari mulai memilih kayu, lalu kayu dipotong sesuai yang diinginkan terus ditata dan dibakar.
“Proses pembakaran memerlukan waktu sekitar 1 minggu. Setelah itu arang dibiarkan dingin dengan cara diberi air lalu dikemas menggunakan karung,” imbuhannya.
Ia menambahkan untuk harga perkarung biasa dijual dengan harga Rp 30 ribu. Untuk pembeliannya pun biasa datang kesini untuk mengambil arang tersebut.
“Pemesanan arang kayu bukan hanya dari wilayah Lebak saja, namun ada juga dari wilayah Bogor dan wilayah Tangerang,” ucapnya. (San/Red)