Beranda Ramadan Mengenal Tradisi Munggahan dalam Menyambut Ramadan

Mengenal Tradisi Munggahan dalam Menyambut Ramadan

PPS Kelurahan Pandeglang isi kegiatan Munggahan dengan makan bersama
FollowWhatsApp Channel BantenNews.co.id untuk Berita Terkini

DI TATAR Sunda, tradisi Munggahan menjadi momen yang istimewa dalam menyambut bulan suci Ramadan. Munggahan bukan hanya persiapan fisik menghadapi bulan puasa, tetapi juga sebuah ungkapan syukur dan kebersamaan yang mendalam di antara masyarakat.

Munggahan merupakan sebuah tradisi yang telah mendarah daging dalam budaya masyarakat Sunda. Lebih dari sekadar sekumpulan prosesi ritual, Munggahan di Sunda melambangkan semangat kebersamaan, saling berbagi, dan persaudaraan di antara sesama. Tradisi ini menjadi momentum untuk mempererat hubungan antar tetangga, kerabat, dan komunitas dalam sebuah suasana keakraban yang hangat.

Seiring dengan mendekatnya bulan Ramadan, persiapan untuk Munggahan pun dimulai. Masyarakat secara bersama-sama menyediakan hidangan lezat khas Sunda seperti nasi liwet, sayur asem, pepes, dan berbagai jenis kue tradisional. Setelah itu, undangan disebarkan kepada tetangga, kerabat, dan sahabat untuk datang bersama-sama merayakan Munggahan.

Makanan kemudian disajikan di atas meja yang dipenuhi dengan aneka hidangan lezat. Proses makan bersama diiringi dengan cerita-cerita, tawa, dan keakraban yang menghangatkan suasana. Selama acara Munggahan, juga tidak jarang ada penggalangan amal atau infaq untuk membantu sesama yang membutuhkan, mencerminkan semangat berbagi yang menjadi inti dari Ramadan.

Munggahan Ramadan tidak hanya sekadar tradisi sosial, tetapi juga memiliki makna kultural dan spiritual yang dalam. Di balik aroma masakan yang menggoda dan tawa riuh yang mengalun, terdapat nilai-nilai kebaikan, kasih sayang, dan keikhlasan yang menjadi pondasi Ramadan. Tradisi ini mengajarkan pentingnya saling menguatkan, bersyukur atas nikmat yang diberikan, dan membantu sesama dalam kebaikan.

Sebagai bagian dari kekayaan budaya Indonesia, Munggahan Ramadan perlu dilestarikan dan dijaga keberlangsungannya. Tradisi ini bukan hanya sebagai warisan berharga dari nenek moyang, tetapi juga sebagai sarana untuk memperkuat solidaritas, toleransi, dan persaudaraan di tengah masyarakat. Melalui Munggahan, nilai-nilai luhur budaya terus diwariskan dari generasi ke generasi, memperkaya khasanah budaya Indonesia secara keseluruhan. (Red)

Temukan Berita BantenNews.co.id di Google News