BANTEN – Lembaga survei Indikator Politik Indonesia mencatat ada dua partai yang mengalami peningkatan suara signifikan di Pemilu 2024 dibanding pada 2019 lalu. Berdasarkan hitung cepat, dua partai tersebut meraup banyak suara.
Dua partai itu adalah Partai Golongan Karya (Golkar) dan Partai Nasional Demokrat (NasDem) meningkat paling besar dalam hasil hitung cepat Pemilihan Umum Legislatif (Pileg) 2024 dibanding survei sebelumnya.
Founder dan Peneliti Utama Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi mengatakan, dalam hitung cepat, Partai Golkar berhasil mendapatkan suara sebanyak 13,4 persen atau meningkat 1,3 persen poin dari survei sebelumnya sebesar 12,1 persen. Sementara Partai NasDem mendapatkan suara sebesar 9,4 persen atau naik 3,3 persen poin dari 6,1 persen.
“Ini artinya para undecided voters (pemilih yang belum menentukan pilihan) saat survei banyak mencoblos kedua partai tersebut saat Pileg 2024,” ujar Burhanuddin dalam acara Rilis Exit Poll Pilpres 2024 : Basis Demografi dan Perilaku Pemilih, Rabu (21/2/2024).
Burhanuddin mengatakan suara kedua partai tersebut memang cenderung konsisten meningkat berdasarkan berbagai survei yang telah digelar Indikator Politik sejak awal tahun.
Berdasarkan hitung cepat Indikator Politik, Partai Golkar menduduki posisi kedua dengan suara terbanyak, sedangkan Partai NasDem berada di posisi kelima. Adapun PDI Perjuangan (PDI-P) berada di posisi pertama, Partai Gerindra berada di posisi ketiga, dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) berada di posisi keempat.
Meski PDI Perjuangan berada di posisi pertama suara terbanyak dalam hitung cepat Pileg 2024, dirinya menuturkan tren suara partai berlambang banteng tersebut justru menurun hingga hari pemilihan pada 14 Februari 2024.
Pada hitung cepat Indikator Politik, PDI Perjuangan berhasil meraup 16,7 persen suara, turun 0,5 persen poin dari survei yang dilakukan lembaga tersebut pada 28 Januari 2024 sampai 4 Februari 2024, yakni sebanyak 17,2 persen suara. Bahkan pada survei-survei sebelumnya, PDI-P berhasil meraup 19,6 persen suara (10-16 Januari 2024) dan 20,7 persen suara (30 Desember 2023 sampai 6 Januari 2024).
Sementara untuk Partai Gerindra yang berada di posisi ketiga, Burhanuddin mengungkapkan suara untuk partai tersebut cenderung stagnan dan menurun pada hari pemilihan menjadi 13,4 persen pada hitung cepat atau anjlok 3,1 persen poin dari 16,5 persen pada survei sebelumnya.
“Tetapi penurunan ini masih cenderung landai,” tuturnya.
Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 diikuti 18 partai politik nasional, yakni PKB, Partai Gerindra, PDI Perjuangan, Partai Golkar, Partai NasDem, Partai Buruh, Partai Gelora Indonesia, Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Partai Kebangkitan Nusantara (PKN), Partai Hanura, Partai Garuda, Partai Amanat Nasional (PAN), Partai Bulan Bintang (PBB), Partai Demokrat, Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Partai Perindo, Partai Persatuan Pembangunan (PPP), dan Partai Ummat.
Pemilu 2024 juga diikuti enam partai politik lokal, yakni Partai Nanggroe Aceh, Partai Generasi Atjeh Beusaboh Tha’at dan Taqwa, Partai Darul Aceh, Partai Aceh, Partai Adil Sejahtera Aceh, dan Partai Soliditas Independen Rakyat Aceh.
Pemungutan suara Pemilu 2024 dilakukan secara serentak untuk memilih calon anggota legislatif serta presiden dan wakil presiden pada Rabu, 14 Februari 2024. (Red)