SERANG – Di tengah membaiknya pertumbuhan ekonomi Indonesia yang lebih tinggi dari prakiraan semula, pertumbuhan ekonomi Provinsi Banten pada Maret (Q1) 2023 tumbuh sebesar 4,68%(YoY)1.
Hal ini dipercaya mampu mendorong industri di Provinsi Banten begitu juga dengan PT Bank Pembangunan Daerah BantenTbk (BankBanten/BEKS) untuk dapat meningkatkan kinerja dan profitabilitas ditahun 2023.
Perekonomian Banten memiliki potensi yang besar. Pada tahun 2023 postur APBD akumulatif Provinsi bersama Kabupaten/Kota mencapai Rp40 triliun, dengan proyeksi pertumbuhan diharapkan mencapai 5,5% pada akhir 2024 mendatang.
Potensi yang besar ini didukung oleh 2.579 perusahaan menengah besar yang beroperasi di Banten, belum lagi berkembangnya area urban baru seperti Balaraja, Maja ,dan Cikupa.
Pada acara Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) dan Public Expose Bank Banten yang digelar Rabu (21/6/2023) di Ballroom Hotel Trembersi, Tangerang Selatan.
Direktur Utama Bank Banten, Muhammad Busthami menuturkan saat ini pihaknya tengah melakukan berbagai langkah strategis melalui 4 (empat) strategi utama, yaitu Penguatan Permodalan, Peningkatan Bisnis, Perbaikan Tata Kelola danTransformasi Human Capital Jawara.
“Untuk meningkatkan performa bisnis secara berkelanjutkan, kami berfokus melakukan penguatan dari sisi kredit, operasional dan efisiensi biaya. Selain itu, kami juga terus meningkatkan daya saing baik dari sisi produk dan layanan berbasis teknologi serta pengembangan human capital,“ tutur Busthami.
Disamping itu, Pemerintah Provinsi Banten dan DPRD Provinsi Banten tengah menyiapkan Peraturan Daerah (Perda) tentang Ekosistem Perekonomian Banten (EPD). Dengan adanya EPD, diharapkan dapat memberikan lebih banyak keleluasaan bagi Pemerintah Daerah untuk melakukan pembangunan di Banten yang berdampak signifikan untuk optimalisasi PAD.
Dalam Public Expose tersebut, manajemen Bank Banten memaparkan kinerja keuangan posisi di bulan Maret (Q1) 2023 dan posisi di bulan Mei 2023, yang menunjukkan sejumlah pos-pos keuangan mengalami perbaikan dan peningkatan yang signifikan.
Dari sisi pendapatan bunga bersih (NII), Perseroan mampu mencatatkan kenaikan sebesar Rp14,97 miliar atau 22% (MoM) per Mei 2023 dibandingkan posisi Mei 2022, kenaikan ini didukung dari penurunan biaya bunga sebesar 17% (MoM). (Dhe/Red)