SERANG – PT Krakatau Sarana Industri (KSI) bersama Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta) melangsungkan Kuliah Umum terkait dengan pengenalan dunia industri dan implementasi terkait ‘Enviroment, Social, and Governance’ (ESG), di Convention Hall, Kampus Untirta Sindangsari, Kabupaten Serang, Rabu, 14 Juni 2023.
Hadir dalam kegiatan ini Rektor Untirta Prof. Dr. Ir. H. Fatah Sulaiman, S.T., M.T., Ketua CDCC Untirta Prof. Dr. Ir. Wahyu Susihono.,S.T., M.T., ASEAN Eng., Direktur Utama PT KSI Anton Firdaus, Direktur Keuangan dan SDM / Human Capital & Finance Director Shirley Shinta dan tim serta sivitas akademika Untirta.
Rektor Untirta mengungkapkan, kedatangan PT KSI ke Untirta adalah peluang yang baik. Menurutnya, bagi mahasiswa hal ini harus dimanfaatkan untuk memahami apa itu industri dan ini sebagai bentuk dari upaya implementasi MBKM melalui peluang pemagangan di PT KSI.
“Secara umum paradigma sekarang perlu didesain adanya industri yang tentu berbasis juga terkait dengan aspek-aspek lingkungan harus diperhatikan makanya ada konsep simbiosis industri. Ini kawasan industri di Krakatau Steel dikelola oleh PT KSI. Apa itu PT KSI? Ternyata bukan hanya kawasannya, ada juga Krakatau Daya Listrik, Krakatau Daya Industri, Krakatau Tirta Industri, ada Krakatau Bandar Samudera, ada Royal Krakatau dan sebagainya. Secara umum ini manfaat dari industri untuk membuka lapangan pekerjaan, menaikkan devisa dan manfaat lainnya,” ujar Rektor.
Mengenai ESG, Anton mengatakan, ESG sangat berpengaruh untuk masa depan generasi muda karena sebagian besar masyarakat sudah semakin peduli dan KSI harus menerapkannya.
“Kita coba ESG ini diterapkan di perusahaan. Kemudian penelitian-penelitian di kampus ini juga bisa menunjang dan bisa bekerja sama dengan kami untuk membantu dan menerapkannya,” kata Anton.
Anton menambahkan, saat ini KSI terus berusaha dalam menerapkan ESG secara simultan dengan beberapa upaya. Upaya tersebut di antaranya adalah pengurangan plastik, ruang kerja terbuka (energy conservation), pemakaian instalasi panel (renewable energy), penggunaan mobil dan motor listrik (EV Ecosystem), dan hemat energi (go green.
“Harapannya kita bisa terapkan dan diimplementasikan sehingga di 2060 kita bebas emisi,” imbuhnya. (ADV)