Beranda Peristiwa Warga Kesuren Kota Serang Keluhkan Bau Limbah Oli

Warga Kesuren Kota Serang Keluhkan Bau Limbah Oli

Seli Sanepa menunjukan hasil rontheen warga yang terkena penyakit paru-paru akibat limbah oli. (Ade/bantennews)
Follow WhatsApp Channel BantenNews.co.id untuk Berita Terkini

SERANG– Sejumlah warga Lingkungan Kesuren, Kelurahan Sumur Pecung, Kecamatan Serang, Kota Serang, mengeluhkan munculnya aroma limbah oli. Warga menuding bau tersebut berasal dari PT Gondang Mas yang lokasinya tak jauh berada di daerah tersebut. Perusahaan tersebut mengolah atau melakukan pembakaran limbah oli bekas.

Seli Sanepa, Ketua RT02/23 Lingkungan Kesuren mengatakan, setiap pagi hingga malam dirinya bersama warga lainnya selalu mencium aroma bau limbah oli. Aroma itu membuat warga merasa mual dan pusing dan sesak nafas, bahkan tak jarang warga sering batuk-batuk saat asap limbahnya mengarah ke pemukiman warga Kesuren.

“Limbahnya itu sudah lama, puluhan tahun, dan baunya itu bikin pusing. Warga juga gak kuat nahan baunya. Jadi harus pakai masker untuk bertahan menahan bau limbah itu, ” ujarnya Selasa (18/10/2022).

Andri warga Kesuren mengatakan, banyak warga mulai dari Rt 01 hingga Rt 05 mengeluhkan aroma bau limbah pembakaran tersebut. Bau limbah oli tersebut sangat mengganggu aktivitas warga setempat. Ia khawatir aroma itu bisa menimbulkan banyak korban akibat penyakit saluran pernapasan. Pasalnya, warga setiap hari menghirup aroma bau tersebut.
“Bau tersebut sudah puluhan tahun, aroma ini menyerbak mengganggu masyarakat. Sudah puluhan tahun. Bahkan beberapa warga sering bulak balik ke Puskesmas. Dan rata-rata mereka mengeluhkan batuk, asma dan gangguan pernafasan lainnya,” ujarnya.

Ia berharap, Pemerintah Kota Serang khususnya Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) bisa segera bergerak untuk menghentikan aktifitas pengusaha pabrik olahan limbah oli tersebut. “Bau ini sudah meresahkan masyarakat, warga juga sudah melaporkan ke Kelurahan, bahkan ada dewan juga sudah pernah ke sini, tapi gak ada tindak lanjutnya. Sampai sekarang limbah tersebut masih beroperasi,”ujarnya. (Dhe/Red)

Temukan Berita BantenNews.co.id di Google News