Hari Raya Idul Fitri 1443 tinggal menghitung hari. Tradisi merayakan hari raya yang di Tanah Air akrab disebut lebaran menjadi momentum yang sangat di tunggu-tunggu bagi umat Islam.
Nah, berkaitan dengan kata lebaran, ada banyak sumber yang menyebutkan asal usul kata lebaran tersebut. Dilansir dari narabahasa.id, M. A. Salamun yang merupakan sastrawan angkatan 1960-an, misalnya berpendapat bahwa lebaran berasal dari tradisi agama Hindu. Artinya adalah ‘selesai’, ‘usai’, atau ‘habis’. Ada dugaan kuat bahwa wali sanga turut memarakkan penggunaan kata tersebut sebagai tablig.
Ulama penyair Mustofa Bisri atau Gus Mus menyebut lebaran diambil dari kata laburan. Dugaan ini berkaitan dengan tradisi mengecat rumah, melabur, yang dilakukan oleh kepala keluarga dalam menyambut Idulfitri.
K.H. Mukhtar pernah berujar bahwa Lebaran berkaitan dengan kata leburan yang dalam bahasa Jawa berarti ‘menyatukan’. Makna itu memiliki muatan filosofis, yaitu setelah Ramadan, umat Muslim diharapkan mampu meleburkan diri dengan sifat-sifat Tuhan.
Anggapan lain mengenai sejarah kata Lebaran muncul dari sebagian orang Jawa. Mereka menganggap, lebaran berasal dari wis bar yang berarti ‘sudah selesai’. Wis mengartikan ‘sudah’ atau ‘telah’, sedangkan bar diambil dari kata lebar yang dalam bahasa Jawa berarti ‘selesai’. Sementara itu, di tanah Betawi, Lebaran dianggap berasal dari kata lebar yang mencerminkan kelapangan atau kelegaan hati setelah menuntaskan ibadah berpuasa.
(Red)