CILEGON – Nilai dan sumber anggaran perbaikan sejumlah ruas titik infrastruktur Jalan Lingkar Selatan (JLS) hingga saat ini masih diselimuti tanda tanya. Kendati diketahui tidak memiliki anggaran, namun Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (DPU-TR) Cilegon tetap memperbaiki kerusakan jalan pada ruas yang sempat mengundang perhatian masyarakat.
“Ini kan hanya (perbaikan) sementara, kan ngga ada anggaran tahun ini untuk JLS, dari pada tambah hancur,” ungkap Tb Heri Mardiana yang ditemui saat meninjau perbaikan JLS bersama Sekretaris Daerah Kota Cilegon, Maman Mauludin pada Jumat (4/3/2022).
Dijelaskan Heri, lantaran ketiadaan anggaran itulah perbaikan JLS yang dilakukan pihaknya hanya dengan sebatas pemadatan batu slag tanpa adanya rangka besi. Konstruksi ini dipastikan akan berpengaruh pada usia jalan pasca diperbaiki mengingat volume dan tonase kendaraan yang melintas didominasi melebihi kapasitas.
“Sekarang kita padatin dulu, nanti dicor tipis. (Rencana perbaikan ke depan) yah nanti kita lihat anggaran nanti untuk pemeliharaan JLS (yang akan diajukan DPU-TR). Kalau sampai (anggaran) perubahan (kondisi jalan) ini masih bisa memungkinkan, yah lebih baik di reguler biar waktunya cukup, tidak terburu-buru,” katanya.
Rencana ke depan, lanjut Heri, pihaknya akan mendata kerusakan JLS agar dapat disesuaikan dalam anggaran pemeliharaan yang akan diajukan. “Sejauh ini titik kerusakannya (JLS) sekitar 30 persen ya. Cuma nanti akan kita evaluasi kanan kiri darurat yang harus kita perbaiki,” jelasnya.
Terkait dengan anggaran perbaikan itu, kabar mencengangkan juga diperoleh dari pihak pelaksana perbaikan JLS yang mengaku tidak mengetahui nilai anggaran atas pekerjaan yang tengah mereka garap.
“Kalau anggaran pekerjaan kita tidak tahu, estimasinya nanti orang PU yang menghitung. Ore weruh anggaranne, kon megawe bae depet (tidak tahu anggarannya, cuma disuruh kerjakan saja dulu). Tinggal nanti volumenya berapa, harga satuan materialnya berapa dan upahnya berapa lah. Pokoknya terkait anggaran, teknisnya PU saja yang tahu,” ungkap Gugun, Pelaksana Teknis Lapangan untuk perbaikan JLS.
Gugun hanya menjelaskan bila pihaknya hanya bisa memprediksi volume pekerjaan yang mereka tangani, tanpa mengetahui besaran upah yang akan diperoleh.
“Perkiraan volume pekerjaannya kalau yang ini saja (di depan Hotel Forbis) sekitar panjang 150 meter dan lebar 8 meter. Hari ini waktu pekerjaan pas tiga minggu dan diprediksi selesai Rabu depan. Sejauh ini cuma terkendala genangan air yang harus selalu kita sedot karena hujan terus, karena kita tidak berani menggelar slag kalau masih ada genangan air,” terangnya.
Sementara Wakil Ketua I DPRD Cilegon, Hasbi Sidik yang sebelumnya sempat menyoal pekerjaan perbaikan JLS oleh Pemkot Cilegon kembali mempertanyakan anggaran yang digunakan pemerintah daerah.
“Yang namanya pekerjaan itu dimana-mana ada kontraknya di awal, nilai anggarannya berapa, sumber anggarannya dari mana, termasuk waktu pelaksanaannya, apalagi ini menyangkut pekerjaan fisik. Di swasta saja jelas, apalagi ini pemerintahan. Sebagai lembaga kontrol, kita terus mengingatkan supaya tidak menyalahi aturan,” ungkap Hasbi.
Lebih jauh, Hasbi bahkan menaruh kecurigaan atas tidak adanya keterbukaan DPU-TR kaitan anggaran dalam pekerjaan itu.
“Kalau PU tidak dapat transparan kaitan hal itu (nilai dan sumber anggaran perbaikan JLS), saya kira ini ada hal yang sengaja ditutup-tutupi dan berpotensi pada persoalan di kemudian hari. Apalagi sekarang ini kan menyangkut anggaran dengan program SIPD (Sistem Informasi Pembangunan Daerah), tidak bisa lagi sembarangan menggunakan anggaran daerah, kecuali kalau itu memang benar-benar darurat. Ini kan tidak, karena kerusakan JLS ini sudah lama, dan pemerintah daerah sudah lalai karena tidak pernah menganggarkan,” tandasnya.
(dev/red)