Beranda Kesehatan Satu Warga Kabupaten Serang Meninggal Akibat DBD

Satu Warga Kabupaten Serang Meninggal Akibat DBD

Ilustrasi - foto istimewa merdeka.com

KAB. SERANG – Di tengah melonjaknya kasus Covid-19, kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) juga menjadi sorotan.

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Serang, Agus Sukmayadi mengatakan tercatat sudah ada 38 kasus di Kabupaten Serang hingga Januari 2022. Dari kasus tersebut, satu warga Kecamatan Cikeusal yang terjangkit DBD meninggal dunia.

Kasus kematian akibat DBD menjadikan Kecamatan Cikeusal tergolong ke dalam status Kejadian Luar Biasa (KLB) DBD.

“Ada 38 kasus. Iya ada satu (yang meninggal dunia-red), itu sudah KLB untuk daerah tersebut kalau satu meninggal,” ujar Agus pada Kamis (3/2/2022).

Menurut Agus, peningkatan kasus DBD tersebut dipengaruhi oleh faktor cuaca yang sulit diprediksi saat ini sehingga memudahkan berkembangbiaknya nyamuk Aedes aegypti.

“Karena memang saat ini musim yang agak sulit untuk diprediksi ya, jadi cuaca saat ini panas tiba-tiba muncul hujan sehingga beberapa wilayah terjadi anomali cuaca dan mungkin akan menimbulkan lingkungan yang memudahkan nyamuk Aedes aegypti berkembang biak dengan cepat. Salah satu penyebab perkembang biakan DBD itu karena cuaca,” jelas Agus.

Agus menyebutkan fogging dilakukan terkait dengan diagnosa yang betul-betul dinyatakan positif DBD.

Namun gerakan 3M (Menguras, Menutup, dan Mengubur). dan menerapkan perilaku hidup bersih serta sehat harus tetap digalakkan.

“Fogging tetap ada, itu kan dilakukan oleh dinas ke wilayah yang sudah terkonfirmasi positif DBD. Fogging itu juga perlu persiapan khusus karena tidak hanya dilihat dari kasus positif tapi dilihat juga apa layak untuk di fogging atau tidak. Fogging ini sebenarnya tidak cukup untuk mematikan telur-telur nyamuk, yang lebih efektif sebenarmya dengan metode 3M itu,” kata Agus.
(Nin/Red)

Temukan Berita BantenNews.co.id di Google News