Beranda Bisnis Imbas Isu Tsunami dan Ganjil Genap Tingkat Hunian Hotel di Pandeglang Anjlok

Imbas Isu Tsunami dan Ganjil Genap Tingkat Hunian Hotel di Pandeglang Anjlok

Pantai Tanjung Lesung, Kabupaten Pandeglang - foto istimewa Instagram

PANDEGLANG – Menjelang perayaan Natal dan Tahun Baru (Nataru), Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kabupaten Pandeglang, Widi Asmanto menyebut bahwa tingkat hunian hotel yang ada di Pandeglang menurun. Hal tersebut diakibatkan adanya isu tsunami dan pemberlakuan aturan ganjil genap.

Kata Widi, dampak tersebut sudah mulai dirasakan oleh pengusaha pariwisata sejak seminggu kebelakang dimana tingkat hunian hotel menurun sekitar 10 persen dibandingkan dengan bulan Oktober 2021 kemarin.

“Sebenarnya sejak Minggu lalu mulai ada dampak, dampak ini bukan hanya aturan tetapi nyambung dengan berita di Sosmed tentang potensi tsunami dan kondisi cuaca sehingga wisatawan juga tidak leluasa untuk aktivitas, mereka pasti menjatuhkan pilihannya di tempat yang tidak berisiko jadi kami sebenarnya sudah terdampak sejak Minggu lalu,” jelas Widi saat dihubungi Bantennews.co.id, Kamis (16/12/2021).

Menurutnya, pada Oktober dan November 2021 kemarin tingkat hunian hotel sudah termasuk yang paling baik semenjak tsunami yang menerjang beberapa waktu lalu, namun dengan adanya isu tsunami dan aturan ganjil genap serta cuaca yang kurang baik tingkat hunian menurun kembali.

“Kemarin kami sudah cukup happy sampai awal Desember tapi sejak ada isu-isu tsunami dan ganjil genap kami mengalami penurunan tapi penurunannya 10 sampai 20 persen. Ini masih ada beberapa Minggu di akhir Desember jadi kami tetap berusaha semaksimal mungkin moga-moga masih bisa penuh (tingkat hunian),” ungkapnya.

Padahal kata Widi, selama ini para pemilik hotel sudah mengikuti aturan seperti memberlakukan Protokol Kesehatan (Prokes), menggunakan aplikasi peduli lindungi hingga sertifikat yang menyatakan bahwa hotel tersebut aman untuk dikunjungi.

“Ini kebijakan secara nasional jadi mau tidak mau kami harus mengikuti, kami tidak bisa berlawanan. Sebetulnya kami sebagai mitra pemerintah selalu bilang apapun kebijakannya kami pasti ikuti termasuk dulu kami harus menyiapkan (aplikasi) peduli lindungi, sertifikat CHSE, vaksinasi dan semua sudah kami lakukan dalam rangka meyakinkan wisatawan bahwa aman,” tegasnya.

Dia mengaku untuk tetap bisa menarik wisatawan ke tempat wisata pihaknya terus gencar melakukan promosi melalui media sosial dan meyakinkan calon pengunjung bahwa tempat mereka aman.

“Kami terus berusaha mempromosikan dan menjual paket-paket yang ada karena kami masih optimis walaupun dengan terbatas. Intinya kami memastikan tahun 2021 lebih baik daripada 2020 bahkan semenjak tsunami kemarin,” ucapnya.

Ia memprediksi jika kondisi ini terus berlanjut hingga akhir Desember 2021 penurunan tingkat hunian hotel dipastikan bakal terjadi meskipun angkanya tidak terlalu besar.

“Kalau perkiraan saya penurunan antara 10 sampai 20 persen tapi kami lihat dulu karena Minggu lalu cuaca cukup ekstrim tapi Minggu ini cuaca sudah cukup baik jadi mudah-mudahan keterisian hotel bisa penuh lagi,” tutupnya. (Med/Red)

Temukan Berita BantenNews.co.id di Google News