Beranda Pemerintahan Aktivis Bantah Ada Mafia Tanah di Pantura Tangerang

Aktivis Bantah Ada Mafia Tanah di Pantura Tangerang

Agung Sedayu Grup di wilayah pantai utara (Pantura) Kabupaten Tangerang.
Follow BantenNews.co.id untuk mendapatkan informasi terkini, klik WhatsApp Channel 

TANGERANG – Aktivis Pantura Kabupaten Tangerang, Dulamin Zhigo menilai para pengamat yang menghembuskan isu mafia tanah di wilayah pantura, secara tidak langsung menggiring opini pantura bermasalah dan mengganggu iklim investasi.

“Patut diduga isu mafia tanah jelas dimainkan untuk tujuan membuat opini pantura gak ada baiknya di mata publik dan juga diduga mengganggu iklim investasi yang tengah progress dibangun di wilayah pantura,” ungkap Zhigo saat siaran tertulis yang diterima, Selasa (10/8/2021).

Ia yang sebelumnya sebagai Koordinator Aksi Unjuk Rasa persoalan pertanahan yang tumpang tindih (overlap) di pantura, Zhigo menilai sudah menemukan titik terang. Menurutnya, Badan Pertanahan Nasional (BPN) dan pejabat daerah seperti Bupati Tangerang dan DPRD sudah berjuang menyelesaikan aspirasi tersebut.

“Oleh sebab itu, saya tegaskan tidak ada yang namanya mafia tanah di pantura, itu clear. Peran BPN, Pak Bupati dan DPRD saya nilai sudah bekerja dengan baik untuk mengatasi masalah administrasi keperdataan tumpang tindih tanah itu,” pungkasnya.

Ketua Forum Masyarakat Tangerang Utara (Formatur) ini menuturkan, narasi mafia tanah bukan hanya menakuti-nakuti masyarakat saja. Bahkan, pengembang yang tengah membantu pemerintah daerah mendongkrak pemulihan ekonomi pasca situasi pandemi.

“Memang hak orang menyatakan pendapat, tapi orang yang lebih tau kondisi kan pribumi yaitu masyarakat pantura. Wilayah kami ingin maju tentu momentum yang pas pengembang hadir berinvestasi di pantura membantu pemerintah wujudkan program kerja untuk kesejahteraan Kabupaten Tangerang khsusunya di pantura,” paparnya.

Menurutnya masyarakat pantura sangat ingin berdaya secara ekonomi. “Dengan adanya pihak ketiga (pengembang-red) pastinya akan merubah paradigma, kelak menjadi kawasan yang modern,” demikian Zhigo.

Sementara itu Direktur Eksekutif Community Centre Tangerang Utara, Baihaqi menyesalkan pihak tertentu, kata Baihaqi malah seperti mencoba merusak kemajuan wilayahnya dengan framing mafia tanah.

Baca Juga :  Alhamdulillah, 24 Pasien Covid-19 di Tangerang Dinyatakan Sembuh

Baihaqi menuturkan jika masyarakat pantura memiliki harapan tinggi dengan kehadiran para pengembang. Hal tersebut lantaran demi akses ketersedian prasarana fasilitas sosial, pendidikan dan lapangan pekerjaan yang lebih baik.

“Masyarakat Pantura sangat menantikan kehadiran pengembang untuk membuka lapangan pekerjaan dan gaji yang layak. Selain aktivitas komersil, saya lihat pengembang menyediakan sarana ibadah, pendidikan yang berkaloborasi dengan penataan ruang yang nyaman,” ujar Baihaqi beberapa waktu lalu.

Baihaqi mengimbau seluruh pihak jangan sampai membuat tersendat investor yang sudah berinvestasi dimana telah membantu pemerintah daerah meningkatkan pertumbuhan ekonomi.

“Dengan kultur budaya disini, dibutuhkan kehadiran pengembang yang berani menjawab tantangan bahwa kehadirannya berdampak positif buat masyarakat dan pemerintah daerah, baik pengembang yang sudah berdiri dan masih berproses,” tandasnya. (Red)

Temukan Berita BantenNews.co.id di Google News