Oleh Sulaiman Djaya, Esais dan Penyair
Menurut Alquran, manusia sejatinya dibedakan dalam wujud insan dan basyar. Insan yang berasal dari kata anasa, nasiya, dan al-uns menunjuk suatu pengertian sikap, kecerdasan menalar, menyesuaikan diri dengan realitas perubahan, berbudaya, intelektual dan bermartabat.
Demikianlah, kata insan selalu digunakan oleh Alquran dalam konteks penjelasan fungsi manusia sebagai pemegang amanah, penegak amal saleh, dan penjelasan potensi lainnya.
Berlawanan dengan kata insan adalah kata basyar yang berarti kulit, digunakan untuk menyebut nama makhluk. Manusia dalam arti basyar (kulit) mengandung arti manusia yang bangun tubuhnya membutuhkan makan dan minum.
Kehidupannya bergantung kepada kebutuhan materi yang memang tidak jauh berbeda dengan hewan. Tapi Quran menekankan bahwa manusia tak semata basyar sebagaimana yang dibayangkan psikologinya Sigmund Freud.
Bahwa manusia yang bebas bukanlah manusia yang liar melepaskan dengan begitu saja bawaan hewaniyahnya seperti yang dibayangkan Sighmund Freud, melainkan binatang yang punya intelektualitas dan tanggungjawab, tak semata libido sebagai dasar hidupnya, yang hanya sisi dari fungsi perkembangbiakan semata.