CILEGON – Walikota Cilegon Helldy Agustian memaparkan bahwa misi ketiga dari lima misi pembangunan yang dituangkannya dalam rancangan peraturan daerah (raperda) Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2021-2026 adalah peningkatan kualitas layanan dan perluasan akses kesehatan.
“Dengan prioritas membangun gedung RSUD lima lantai dengan fasilitas dan utilitasnya. Serta peningkatan kualitas layanan puskesmas di sembilan puskesmas dengan fasilitas, utilitas dan JKN yang handal,” ujar Helldy membacakan pemaparannya dalam rapat paripurna DPRD Cilegon, Kamis (8/7/2021) kemarin.
Rencana pembangunan gedung RSUD lima lantai ini tak pelak dipastikan akan menelan anggaran yang tidak sedikit. Berkaca pada anggaran mega proyek fisik sejenis lainnya yang dilakukan pada dua tahun berturut-turut sebelumnya, Pemkot Cilegon bahkan telah menggelontorkan lebih dari Rp100 miliar untuk membangun Graha Edhi, gedung perkantoran enam lantai yang tidak memerlukan belanja tambahan untuk perangkat dan utilitas medis di setiap ruangannya.
“Dengan pandemi Covid-19 ini kan betapa besar tumpuan masyarakat pada rumah sakit daerah, disamping puskesmas yang andalan utama untuk dibangun utilitas dan fasilitas yang bagus. Nanti kita bahas dengan teman-teman di dewan, nanti ada time table yang disepakati,” kata Wakil Walikota Cilegon, Sanuji Pentamarta.
Politisi PKS ini tak menampik bila rencana belanja fisik pusat kesehatan tersebut akan memakan biaya yang tidak sedikit.
“Besar kecilnya anggaran kan tergantung nanti pemanfaatannya ya, kita melihat ini strategis karena pemanfaatannya besar dan dibutuhkan publik. Makanya kita bangun rumah sakit yang lebih kokoh, lebih tepat. Insha Allah (kemampuan APBD mendukung-red) karena itu kan tidak setahun. Kalau itu Rp150 miliar, bisa kita split lima tahun,” kilahnya.
Kaitan rencana itu, Anggota Komisi III DPRD Cilegon Rahmatulloh menegaskan bahwa eksekutif harus mampu menyesuaikan rencana RPJMD dengan rancangan pendapatan dan belanja setiap tahun. Ia menilai pembangunan rumah sakit khusus akan lebih bermanfaat terutama dalam kondisi pandemi Covid-19 saat ini.
“Akan lebih baik membangun gedung RSUD yang khusus pasien Covid. Karena Covid-19 ini tidak akan berhenti. Jadi daripada APBD terbuang sia-sia, akan lebih baik untuk kesehatan masyarakat yang butuh penanganan Covid,” ujarnya.
Rahmatulloh menerangkan, dengan keberadaan RSUD khusus pasien Covid-19, diharapkan mampu mengurangi jumlah pasien yang sampai meninggal dunia lantaran berebut pelayanan dan utilitas.
“Saya orang pertama yang akan menolak RPJMD jika isinya tidak membangun rumah sakit khusus Covid-19 dan kebutuhan dasar masyarakat,” tegasnya. (dev/red)