LEBAK – Kunci pertumbuhan ekonomi adalah investasi dan ekspor. Sehingga kedepan harus berani hirilisasi cegah ekspor nasional tidak dalam bentuk mentahan.
“Sehingga nanti ekspor dalam bentuk setengah barang jadi dan dalam bentuk jadi,” jelas Ichwandi Bagian Pusat Kepatuhan, Kerjasama dan Informasi Perkarantinaan saat menjadi narasumber dalam acara Bimbingan Teknis Akselerasi Ekspor Pada Komoditas Unggulan Provinsi Banten di Hotel Bumi Katineung Rangkas Bitung, Kabupaten Lebak.
Kemudian Ichwandi memaparkan data ekspor pada komoditas jahe tahun 2021 dengan negara tujuan Malaysia, Amerika Serikat, Timur Tenggah hingga ke Eropa telah diekspor sebanyak 67 ton.
Kemudian pasar ekspor vanili, Karantina Pertanian telah menerbitkan phytosanitary sertificate pada ekspor vanili sebanyak 1.089 ton dengan tujuan Amerika Serikat, Jerman, Kanada dan lainnya.
“Nah untuk komoditas selanjutnya ada sarang walet, kita telah mencatat sebanyak 534 ton yang diekspor ke Hongkong, Cina, Amerika Serikat dan lainya. Ada juga ekspor tanduk sebanyak 19 ton telah kita kirim ke Taiwan, Inggris dan Korea Selatan,” terang Ichwandi melalui siaran tertulis, Minggu (6/6/2021).
Saat ini data peluang pasar ekspor komoditas pertanian dan turunannya dapat kita lihat melalui aplikasi I-Mace yang tersedia di google play. I – Mace merupakan singkatan dari Indonesian Map of Agricultural Commodities Exports. Merupakan bentuk upaya Kementerian Pertanian dalam mendorong komoditas ekspor pertanian di Indonesia.
Sementara itu, Arum Kusnila Dewi Kepala Karantina Pertanian Cilegon mengatakan pada program bimbingan ekspor program Gratieks kali ini di hadiri oleh 29 peserta yang terdiri dari petani, pengusaha, instansi pemerintah terkait dan para pemangku kepentingan atau stake holder. Dengan mengusung komoditas unggulan Banten seperti vanili, talas beneng, jahe merah, gula semut, sarang walet, magot dan tanduk kerbau.
(Red)