LEBAK – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Lebak mencatat ada sekitar 610 warga yang terjangkit Demam Berdarah Dengue (DBD), empat di antaranya meninggal dunia. Kasus tersebut terjadi sejak bulan Januari hingga Februari 2024.
Kepala Dinkes Lebak Budhi Mulyanto mengatakan, kasus DBD tahun ini meningkat sangat signifikan dibandingkan dengan tahun 2023 lalu, yang hanya mencapai 760 kasus dan empat orang meninggal dunia.
“Dari bulan Januari hingga Februari ini sudah ada sekitar 610 kasus DBD yang terjadi di Kabupaten Lebak,” kata Budi saat dihubungi, Jumat (23/2/2024).
Ia mengungkapkan, untuk wilayah yang paling banyak terjangkit DBD beberapa di lima kecamatan yang berada di Kabupaten Lebak, dan semua pasien rata-rata dirawat di Puskesmas.
“Kelima Puskesmas dengan data DBD terbanyak yakni Puskesmas Pajagan 54 orang, Puskemas Rangkasbitung 50 kasus, Puskemas Mandala 50 kasus, Puskesmas Mekarsari 46 kasus dan Gunungkencana 38 kasus,” ujarnya.
Ia menjelaskan, terkait dengan penyebab DBD yang tinggi ada berbagai faktor yang mengakibatnya selain karena cuaca dan kurangnya menjaga kebersihan rumah serta lingkungan.
“Penyebab atau vektor karena nyamuk aedes aegypti, nyamuk ini meningkat di musim peralihan dimana hujan. Musim sekarang juga, jadi berpotensi,” imbuhnya.
Budhi mengajak, kepada masyarakat untuk menjaga kebersihan dan melakukan gerakan 3M Plus terdiri dari, menguras/membersihkan tempat yang sering dijadikan tempat penampungan air seperti bak mandi, ember air, tempat penampungan air minum, penampung air lemari es dan lain-lain.
“Kepada semua Puskesmas, dari Januari kita sudah membuat edaran, selain itu mengajak kepada masyarakat melakukan gerakan PSN (pemberantasan sarang nyamuk) dengan melakukan 3M Plus untuk mencegah DBD,” ucapnya.
(San/Red)