SERANG – Kasus cacar monyet alias monkeypox hingga kini masih menjadi sorotan. Pasalnya, kasusnya sampai saat ini terus mengalami kenaikan secara perlahan.
Direktur Surveilans Karantina Kesehatan Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kementerian Kesehatan dr. Achmad Farchanny Tri Adryanto, M.K.M mengatakan, saat ini total kasus konfirmasi cacar monyet telah mencapai 57 kasus.
“Hingga 22 November, total kasus yang terkonfirmasi sekitar 57 kasus,” ucap dr. Farchanny dalam konferensi pers Update Fatalitas Kasus Mpox di Indonesia, Kamis (23/11/2023).
Sementara itu, hingga saat ini masih terdapat 8 orang yang suspek atau masih dalam pemeriksaan. Sebanyak 191 orang dinyatakan negatif. Sedangkan, dari 57 kasus positif, 33 pasien telah dinyatakan sembuh.
Selain cacar monyet yang dialami, rupanya pasien-pasien konfirmasi ini juga mengalami kondisi penyerta lainnya. Menurut keterangan dr. Farchanny, sebanyak 39 pasien cacar monyet tersebut juga diketahui positif HIV. Bukan hanya itu, 16 pasien lainnya positif alami sifilis, 2 hipertensi, 2 HSV, dan 2 TB aktif.
“Dari ke-57 rata-rata kondisi penyertanya yang terbanyak pasien tersebut menderita HIV positif yaitu 29 kasus, sifilis 16 kasus, kemudian hipertensi ada 2 kasus, HSV 2 kasus, dan 2 kasus penderita TB aktif,” jelas dr. Farchanny melansir suara.com (jaringan BantenNews.co.id).
Untuk para penderita ini dikonfirmasi 100 persen laki-laki. Para pasien konfirmasi ini juga memiliki berbagai orientasi seksual berbeda. Sebanyak 35 pasien konfirmasi memiliki orientasi seksual lelaki dengan lelaki (LSL), 11 biseksual, 7 heteroseksual, 2 tidak diketahui, 2 masih pendalaman.
“Orientasinya LSL (lelaki seks lelaki) ada 35 kasus, 11 orientasinya biseksual, heteroseksual ada 7 orang, tidak diketahui secara pasti ada 2 kasus, dan yang masih pendalaman 2 kasus,” sambungnya.
Untuk penyebaran kasus cacar monyet ini juga terbagi di beberapa daerah dengan kasus paling tinggi di DKI Jakarta. Untuk kasus yang tersebut ini di antaranya:
Kepulauan Riau 1 kasus;
DKI Jakarta 42 kasus;
Banten 6 kasus;
Jawa Barat 6 kasus;
Jawa Timur 2 kasus.
(Red)