SERANG – Sebanyak Lima pasar tradisional di Kota Serang terbengkalai dan belum difungsikan sebagaimana mestinya. Penyebab utama mangkraknya pasar-pasar tersebut adalah kurangnya kajian mendalam sebelum pembangunan dimulai, sehingga berujung pada pemborosan anggaran.
Kelima pasar yang hingga kini mangkrak antara lain Pasar Lebak Wangi di Kecamatan Walantaka, Pasar Taktakan di Kecamatan Taktakan, Pasar Jenggot Margaluyu di Kecamatan Kasemen, Pasar Banjarsari di Kecamatan Cipocok Jaya, dan sentra Industri Kecil Menengah (IKM).
Wali Kota Serang, Budi Rustandi, mengakui kondisi tersebut dan berjanji akan melakukan langkah evaluasi.
“Iya, betul (mangkrak),” kata Budi, Selasa (11/3/2025).
Budi menjelaskan, pihaknya akan melakukan kajian bersama tim Satgas Percepatan Pembangunan dan Investasi Kota Serang untuk menentukan langkah selanjutnya. Salah satu solusi yang dipertimbangkan adalah membuka trayek angkutan umum menuju pasar-pasar tersebut untuk meningkatkan aksesibilitas.
“Kita lihat dari hasil kajian. Kalau memang masalahnya karena tidak ada angkutan umum, ya kita akan buat trayek ke sana. Tapi kalau memang tidak memungkinkan, ya mungkin tidak akan difungsikan,” jelasnya.
Ia juga menyoroti bahwa pembangunan pasar-pasar tersebut dilakukan tanpa analisis yang memadai.
“Karena awalnya memang tanpa ada kajian. Udah tahu tempat sepi, tapi tetap dibangun pasar,” ujarnya.
Meski begitu, Budi memastikan bahwa pihaknya telah menginventarisasi kondisi pasar-pasar tersebut dan berencana mengaktifkannya secara bertahap.
“Insya Allah semuanya sudah diinventarisasi. Tapi nggak bisa langsung digas semua dalam setahun,” tegasnya.
Penulis : Ade Faturohman
Editor: Usman Temposo