BANTEN – Industri animasi di Asia Tenggara semakin menunjukkan taringnya dalam beberapa tahun terakhir.
Sejumlah film animasi dari kawasan ini tak hanya sukses besar di dalam negeri, tetapi juga berhasil mencetak prestasi membanggakan dari sisi jumlah penonton dan pendapatan.
Beberapa di antaranya bahkan menembus angka ratusan miliar rupiah, pendapatan yang sangat fantastis.
Berikut adalah lima film animasi terlaris dari Asia Tenggara yang berhasil memikat jutaan penonton.
1. Jumbo (2025)
Sebagai film animasi produksi Indonesia, “Jumbo” menjadi tonggak baru dalam industri perfilman nasional.
Dirilis pada 2025, film arahan Ryan Adriandhy ini mengisahkan petualangan seorang anak bernama Don yang berjuang mewujudkan impian dalam dunia imajinasi yang penuh warna.
“Jumbo” menarik perhatian lebih dari 4,3 juta penonton di bioskop dengan pendapatan tertinggi sepanjang masa, yakni sekitar USD 8 juta (sekitar Rp128 miliar).
Capaian ini menjadi bukti bahwa animasi lokal mampu bersaing dan mendapat tempat di hati penonton dalam negeri.
2. Mechamato Movie (2022)
Malaysia juga menunjukkan kekuatannya di dunia animasi lewat “Mechamato Movie.”
Prekuel dari serial “Mechamato” ini mengisahkan Amato, seorang bocah yang menemukan MechaBot yang dapat mengubah benda-benda biasa menjadi perangkat teknologi tinggi.
Dengan cerita yang seru dan visual yang memikat, Mechamato Movie sukses besar dan menghasilkan pendapatan sekitar USD 7,68 juta atau sekitar Rp122,8 miliar.
Angka ini menunjukkan betapa kuatnya pasar film animasi di Malaysia dan kawasan sekitarnya.
3. Ejen Ali The Movie (2019)
Masih dari Malaysia, “Ejen Ali The Movie” menjadi film animasi lain yang patut diperhitungkan.
Diadaptasi dari serial populer Ejen Ali, film ini mengikuti petualangan seorang anak yang tanpa sengaja menjadi agen rahasia dan harus melindungi kota Cyberaya dari ancaman bahaya besar.
Dirilis pada 2019, film ini disambut hangat oleh masyarakat Malaysia dan negara tetangga, menghasilkan pendapatan sekitar USD 7,48 juta atau kurang lebih Rp119,7 miliar.
Cerita yang kuat dan teknologi animasi yang memadai membuat Ejen Ali menjadi favorit di kalangan anak-anak dan keluarga.
4. BoBoiBoy Movie 2 (2019)
“BoBoiBoy Movie 2” melanjutkan kesuksesan film pertamanya dengan menghadirkan aksi dan humor khas dari karakter-karakter utamanya.
Di film ini, BoBoiBoy dan teman-temannya harus menghadapi musuh kuat bernama Retak’ka yang mengincar kekuatan elemental mereka.
“BoBoiBoy Movie 2” berhasil memperoleh pendapatan sekitar USD 6,9 juta, atau sekitar Rp110,5 miliar.
Kesuksesan ini mengukuhkan BoBoiBoy sebagai salah satu waralaba animasi paling berpengaruh di Asia Tenggara.
5. Upin & Ipin: Keris Siamang Tunggal (2019)
Tak lengkap rasanya membahas film animasi Asia Tenggara tanpa menyebut “Upin & Ipin.”
Dalam film “Keris Siamang Tunggal,” si kembar legendaris bersama teman-temannya melakukan petualangan seru ke dunia fantasi Inderaloka setelah menemukan keris mistis di gudang Tok Dalang.
Dengan cerita yang kental nuansa budaya Melayu dan animasi yang penuh warna, film ini berhasil menarik perhatian penonton dan mencetak pendapatan sekitar USD 6 juta, atau sekitar Rp96,5 miliar.
“Upin & Ipin” kembali membuktikan bahwa animasi bisa menjadi jembatan antara hiburan dan pelestarian budaya.
Dari Indonesia hingga Malaysia, film-film animasi Asia Tenggara semakin menunjukkan kualitas dan daya tarik yang luar biasa.
Tak hanya menghadirkan hiburan untuk keluarga, deretan film ini juga mencetak prestasi besar dari sisi finansial.
Dengan pendapatan yang mencapai ratusan miliar rupiah, film-film ini tidak hanya menjadi kebanggaan nasional, tetapi juga menandai kebangkitan industri animasi kawasan yang siap bersaing secara global.
Sumber : suara.com