LEBAK – Sebanyak 48 Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Kabupaten Lebak menggelar simulasi Ujian Sekolah Berstandar Nasioanal Berbasis Komputer (USBN-BK). USBN berbasis komputer ini baru pertama digelar di lingkungan Dinas Pendidikan Kabupaten Lebak.
USBN berbasis komputer sendiri akan mulai digelar pada tanggal 25 Maret 2019 dengan sebelas mata pelajaran yang akan diujikan.
Salah satu sekolah yang meggelar simulasi USBN berbasis komputer ialah SMPN 3 Rangkasbitung. Di sekolah ini terdapat 288 siswa yang akan mengikuti USBN berbasis komputer. Dengan jumlah line komputer yang ada sebanyak 94 komputer dan 4 komputer cadangan. Ujian akan di bagi dalam tiga sesi ujian.
Menurut Endang Mulyani salah satu guru mengatakan, simulasi ini merupakan kali kedua yang digelar di SMPN 3 Rangkasbitung.
Eandang menambahkan ada 94 komputer yang dipakai dalam simulasi ini dengan 4 komputer sebagai cadangan. Kendala yang dihadapi selama berjalannya simulasi masih terkait server. ” Kendalayang kita temui selama simulasi ini hanya terkendala di server saja. Mudah-mudahan pas harinya tidak ada kendala,” ungkapnya.
Faisal Sopyan salahsatu siswa mengatakan ada beberapa kendala yang di hadapi saat ujian terutama saat listrik mati dan pada server. “Jika listik mati atau servernya mati kita harus login dari awal dan mengisi data awal lagi sehingga banyak waktu yang terbung,” ungkap Faisal.
Sementara itu, Kasi Kurikulum dan Penilaian Bidang SMP Dinas Pendidikan Kabupaten Lebak, Dayat Hidayatulalh mengatakan, pada awal simulasi hanya 20 sekolah yang mendaftar dan pada simulasi kedua ini ada 48 sekolah yang menggelar simulasi.
“Awalnya Dinas Pendidikan hanya menargetkan 20 sekolah yang ikut USBN berbasis komputer ini akan tetapi ternyata banyak sekolah yang mendaftar akan menggelar USBN berbasis komputer. Kemungkinan nanti akan bertambah lagi mudah sampai 100 sekolah yang menggelar USBN berbasis komputer ini,” pungkas Dayat.
Kendala yang dihadapi di Kabupaten Lebak sendiri masih adanya wilayah blank spot alias minim signal dan jaringan internet sehingga terkendala dan masih banyaknya sekolah yang kekurangan sarana prasaran sehingga tidak semua sekolah dapat menggelar USBN berbasis komputer. (Ali/Red)