SERANG – Persoalan anak jalanan (anjal) di Kota Serang belum dapat diselesaikan. Berbagai kendala diungkapkan oleh Dinas Sosial (Dinsos), dalam melakukan tindakan rehabilitasi dan juga pencegahan terhadap anjal. Di antara kendala tersebut ialah minimnya anggaran, dan juga tidak adanya panti rehabilitasi bagi anjal.Tercatat, hingga saat ini jumlah anjal yang ada di Kota Serang berada di kisaran angka 141 orang.
Kepala Dinsos Kota Serang, Mochamad Poppy Nopriadi, mengatakan bahwa dalam melakukan penanganan atas permasalahan anjal, pihaknya sangat kesulitan karena kekurangan anggaran.
“Minim, anggaran kami itu sangat minim. Bahkan untuk melaksanakan pelatihan untuk anjal saja kami belum bisa. Makanya itu (pelatihan keterampilan) diambil alih oleh pihak Provinsi,” ujarnya, Kamis(25/7/2019).
Ia menuturkan bahwa permasalahan yang dihadapi oleh Dinsos, sangatlah kompleks. Karena, lanjut Poppy, pihaknya harus berurusan dengan sebanyak 26 unsur Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS).
“Kami ini sangat kompleks ya, harus berhadapan dengan banyak PMKS, seperti anjal, disabilitas, pengemis, dan masih banyak lagi,” ucap Poppy.
Selain itu, kesulitan dari Dinsos dalam menangani PMKS, terutama anjal, adalah ketidaktersediaan fasilitas panti rehabilitasi, untuk anjal dan PMKS lainnya. Sehingga, penanganan anjal dengan cara ditertibkan, tidak dapat berjalan dengan efektif.
“Kami masih belum punya fasilitas panti rehabilitasi. Mayoritas, panti yang ada di Kota Serang ini milik swasta. Kalaupun ada, itu hanya dua milik Provinsi. Dan itu kan terbatas. Kalau penanganan anjal hanya sebatas ditertibkan, mau ditaruh di mana mereka?,” ujarnya.
Ia mengaku bahwa dalam menangani permasalahan anjal dan PMKS, dibutuhkan keterlibatan dari seluruh pihak. Karena, Dinsos tidak dapat berjalan sendiri dalam menangani persoalan tersebut.
“Ini menjadi warning bagi Pemerintah Kota Serang, bahwa permasalahan anjal ini harus ditangani secara terpadu, dan fasilitasnya harus juga memadai,” ucapnya.
Menanggapi hal tersebut, Walikota Serang, Syafrudin, mengatakan bahwa kendala kurangnya anggaran dan fasilitas yang belum memadai tersebut, dapat diselesaikan dengan melakukan pengajuan tambahan anggaran.
“Memang Dinsos itu belum punya rumah singgah, dan mungkin anggarannya kurang. Itu semua tergantung usulan dari dinas terkait,” ujarnya.
Syafrudin menegaskan bahwa jika kebutuhan anggaran Dinsos memang harus ditambah, dirinya mengaku siap untuk merealisasikan usulan tersebut.
“Asalkan argumennya kuat, dan masuk akal. Kami pasti dapat bantu untuk usulan penambahan tersebut,”ujarnya.(Dhe/Red)