KAB. SERANG – Lima tahun lamanya SDN Inpres Cikeusal menanti relokasi gedung sekolah yang terdampak pembangunan Tol Serang-Panimbang.
Lokasi sekolah yang berada di Jalan Raya Panosogan, Kampung Cikeusal Lor RT 09 RW 02, Desa Cikeusal, Kecamatan Cikeusal, Kabupaten Serang ini tepat di bibir gerbang Tol Cikeusal, hal ini menyebabkan berbagai gangguan hadir disaat berlangsungnya kegiatan belajar-mengajar.
Getaran dari kendaraan besar yang melintas pun amat dirasakan, kondisi demikian mengganggu konsentrasi guru dan siswa selama proses belajar-mengajar berlangsung.
Kepala SDN Inpres Cikeusal, Jazaul Khair, mengungkapkan bahwa beberapa bagian sekolah mengalami kerusakan parah.
“Tembok kelas satu retak, kaca jendela pecah, dan pihak sekolah hanya mampu menutupnya dengan bambu,” ujarnya kepada wartawan pada Kamis (23/1/2025) kemarin.
Kondisi kian memprihatinkan dimana pada bagian atap sekolah juga mengalami kerusakan parah, dengan plafon yang jebol, kayu penyangga lapuk, dan genteng yang sering jatuh. Selain mengganggu kenyamanan dalam pendidikan, kondisi seperti ini juga membahayakan bagi keselamatan siswa-siswi.
“Kegiatan belajar di kelas 1, 2, 3, dan 4 sudah tidak kondusif. Selain karena kondisi bangunan, suara bising kendaraan keluar-masuk gerbang tol sangat mengganggu,” jelasnya.
“Apalagi getarannya terasa hingga ke dalam kelas, membuat siswa dan guru tidak nyaman.” sambungnya.
Jazaul berharap agar relokasi sekolah segera direalisasikan pada tahun ajaran 2025-2026. Ia menjelaskan bahwa lahan pengganti sudah tersedia di RT 07 Kampung Kubang Asem, Kecamatan Cikeusal, namun proses pembayaran lahan tersebut hingga kini belum terselesaikan, sehingga relokasi gedung sekolah belum bisa dilakukan.
Dikatakannya, belum lama ini Sekolah tempat pengabdiannya mendapat kunjungan dari komisi 2 DPRD kabupaten Serang untuk melakukan peninjauan kondisi serta tindak lanjut proses relokasi gedung SDN Inpres Cikeusal.
“Kemarin ada kunjungan mendadak dari Komisi 2 DPRD Kabupaten Serang untuk melihat kondisi sekolah dan membahas relokasi ini. Kami berharap prosesnya segera selesai,” tambahnya.
Tak hanya Kepala Sekolah, keluhan juga datang dari sejumlah siswa, mereka merasa terganggu oleh kebisingan kendaraan, terutama suara sirene ambulans atau polisi yang membuat suasana kelas tidak nyaman.
“Kalau ada suara keras, kami jadi takut dan langsung keluar kelas, takut ada apa-apa,” ungkap seorang siswa.
Ia juga mengeluhkan sulitnya menyeberangi jalan tol untuk menuju sekolah. “Kami ingin segera pindah agar bisa belajar dengan nyaman dan aman,” tutupnya.
Hingga saat ini, pihak sekolah menantikan langkah cepat dari pemerintah untuk menyelesaikan relokasi demi memberikan lingkungan belajar yang lebih baik bagi siswa dan guru.
Penulis: Rasyid
Editor: TB Ahmad Fauzi