SERANG – Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Banten, Ati Pramudji Hastuti mengungkapkan, kasus probabilitas atau kemungkinan Covid-19 varian Omicron di Banten mencapai 108 kasus. Sedangkan, untuk saat ini, kasus terkonfirmasi positif varian Omicron di Banten sudah mencapai 21 orang dengan rincian lima orang di Kota Tangerang dan 16 orang di Kota Tangerang Selatan (Tangsel).
Ati mengatakan, kasus probabilitas Omicron tersebar di tujuh kabupaten/kota dengan rincian, 40 kasus di Kota Tangerang, 37 kasus di Kota Tangsel, 15 kasus di Kabupaten Tangerang, lima kasus di Kabupaten Serang dan tiga kasus di Kabupaten Lebak, Kabupaten Pandeglang dan Kota Serang.
“Kalau yang (terkonfirmasi positif.varian) Omicron tadi ada 21, lima di Kota Tangerang, 16 di Tangsel. Namun, yang probable Omicron, itu potensi dia Omicron kalau diperiksa selanjutnya sekitar 90 persen ke atas. Meskipun probable Omicron, tapi ketika (lihat) hasil WGS bisa saja tidak Omicron,” kata Ati.
Lebih lanjut, dikatakan Ati, terdapat tiga tahapan untuk mengetahui pasien tersebut terkonfirmasi positif varian Omicron. Pertama, melalaui tes PCR, kedua tes SGTF dan tes WGS.
“PCR untuk periksa Covid-19 nya, setelah positif pemeriksaan SGTF itu. Nanti ada kalau dia positif baru langkah selanjutnya WGS-nya, jadi tiga itu tahapannya. Apakah jenisnya Omicron, delta atau varian lainnya itu di WGS,” katanya.
Mengenai Banten menduduki urutan ke-3 kasus Covid-19 secara nasional, Ati menjelaskan, hal itu karena adanya lonjakan kasus Covid-19 bukan Omicron yang cukup tinggi dalam satu pekan terakhir, khususnya di wilayah Tangerang Raya.
“Dalam satu minggu itu antara (biasanya) 202 kasus, (tapi) dalam satu minggu ini sampai 460-an kasus. Pelonjakan kasusnya tinggi terutama di daerah Tangerang Raya, karena kita berdekatan dengan ibu kota. Tapi level PPKM (pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat, red) kita berdasarkan Inmendagri (Instruksi Menteri Dalam Negeri-red), kita tetap level 3,” jelasnya.
Mengenai adanya warga yang telah divaksin namun tetap terpapar Covid-19, Ati mengungkapkan, jika vaksin yang diberikan bertujuan untuk meringankan gejala, sehingga dapat menurunkan angka kematian.
“Jadi vaksin Covid-19 bukan kita terhindar (dari paparan). Tapi untuk meringankan gejala,” ujarnya.
Ati juga mengimbau masyarakat untuk tetap menerapkan disiplin protokol kesehatan, berperilaku hidup sehat dan melakukan vaksinasi.
“Vaksinasi memang bukan untuk kita terbebas 100 persen tapi minimal bisa meringankan kalau kita terkena. Kurangi aktivitas yang tidak penting, kemudian dimana pun kapan pun siapapun harus aktif protokol kesehatan, harus berperilaku hidup sehat,” pungkasnya. (Mir/Red)