SERANG – Sebanyak 86 balita di Kota Serang mengalami gizi buruk pada awal tahun 2019. Selain itu sebanyak 2.934 anak mengalami stunting.
Dari 86 angka gizi buruk tertinggi masih berada di Kecamatan Kasemen. Data ini lebih tinggi dari bulan November tahun 2018 yang hanya 62 balita.
“Gizi buruk masih ada di Kota Serang jumlahnya ada 86 balita,” kata Walikota Serang Syafrudin di Kota Serang, Rabu (27/3/2019) kemarin.
Ia menargetkan pada tahun 2020 mendatang sudah tidak ada lagi gizi buruk di Kota Serang. Disampaikan Syafrudin, Pemerintah Kota (Pemkot) Serang akan membangun klinik khusus untuk menangani balita yang mengalami gizi buruk. Penanganan akan dipusatkan di Kecamatan Serang.
“Kami berharap kepada Dinkes penanganan gizi buruk secara khusus dan OPD terkait langsung turun ke bawah,” katanya.
Di tempat yang sama, Kepala Dinas Kesehatan Kota Serang, Toyalis mengatakan sementara ini penanganan balita yang mengalami gizi buruk terus dilakukan dengan memberi bantuan kesehatan gizi, susu dan Pemberian Makanan Tambahan (PMT) berupa biskuit yang mengandung karbohidrat dan lemak supaya cukup gizi bagi kondisi balita yang tidak stabil.
“Kami lakukan rutin selama tiga bulan karena memang SOP nya tiga bulan, tiga bulan itu kami anggap sudah stabil. Ya kalau sakit kami obati. Pokoknya ukurannya sudah ditentukan oleh ahli gizi, mau sekali makan, tiga kali makan juga ga papa,” katanya. (You/Red)